Tuesday, August 05, 2014

Tentang Jibril (bagian 2)

Selama di rumah sakit, saya selalu ditemani Muai yang nginep di sana.. Sementara Mamah, Mikaylaa dan Bapak solo biasa datang pagi dan balik malam.. Sementara Mbak Mingky dan Rully biasanya datang di pagi hari..

Selain mereka, ada juga orang-orana yang membuat saya tetap semangat dan bisa melalui drama ASI belum keluar dan ketakutan Jibril kurang nutrisi..

Untuk itu, tulisan ini adalah ungkapan saya untuk mengucapkan terima kasih untuk semua kawan dan saudara yang mengunjungi Jibril di Rumah Sakit..

Saudara-saudara mulai dari Mbak Tri, om Teguh dan Ika.. Om Nas sekeluarga.. Haris dan Royhan.. Dan juga Mbak titis dan mbak tuning

Khusus yang ada potonya adalah Nandia dan Binar, lalu Nadia, Asto, dan baby Kira yang waktu itu masih di perut.. :)

Juga ada Imel, Achel, dan Aubrey.. Dan juga Aunty Riri.. :)

Ada beberapa pengunjung yang ga sempet foto bareng kaya mas Anang dan Istri.. Lalu Memmy, Lani, dan eyangnya Lani.. Ada juga geng rusuh macam Yasmina (plus Poento dan Abib), Mbak Camel yg lagi hamil (plus Mas Okta, dan Jose), dan juga Bungtje si calon manten.. :D

Makasih juga untuk Lona yang menyempatkan mampir dari kantor..

Plus untuk manteman kantor saya ucapkeun makasih untuk Bowo.. Dan juga Mbak Windy, Iras, Bronto, dan Wesly.. :)

Makasih ya semua.. Kiss kiss from Jibril.. :*

Tentang Jibril (bagian 1)

Hidup saya (dan Muai) berubah drastis.. Ada seorang manusia mungil bernama Jibril Ksatria Muaipani yang membuat perubahan itu..

Kami memanggilnya Jibril karena dia bagaikan malaikat bagi kami berdua..

Jibril lahir di hari Jumat, 18 Juli 2014, melalui operasi caesar.. Hari kelahiran itu sudah ditentukan kira2 dua pekan sebelumnya setelah posisi dia tetap melintang dan lehernya terlilit tali pusat..

Tanggal operasi itu pun dengan catatan, jika gerakan bayi dirasa melambat, jangan tunggu sampe tidak bergerak tapi segera ke rumah sakit dan operasi harus dipercepat..

Sedihkah saya? Tentu saja. Khawatir? Pasti.

Hingga akhirnya pada H-3 operasi (15 Juli 2014 saat mamah saya ulang tahun) saya ngerasa masuk angin&flu.. Flu itu berubah menjadi batuk&sesak nafas pada 17 juli atau H-1 operasi.. Saya semalaman ga bisa tidur karena batuk (dan kemungkinan besar karena stress)

Malam itu Muai sempat menguhubungi Mas Gun (dr Gunawan Dwi Prayitno SpOG) untuk tanya kalau lagi batuk boleh ga operasi caesar.. Lama jawaban ditunggu akhirnya mas gun jawab, "Kalau terpaksa boleh, kalau bisa diobati dulu batuknya.."

Apa harus ditunda operasi ini? Bapak dari Solo bahkan bela-belain datang ke Jakarta dan tiba pukul 02.00 Wib di stasiun senen untuk menunggu cucunya.. Masa saya harus mundur dari operasi karena flu?

Yup, akhirnya saya menghabiskan 1/3 malam terakhir saat itu dengan tidur hanya satu jam saja.. Tiba-tiba waktu sudah pagi dan saya harus bersiap-siap ke rumah sakit..

Paginya saat ke rumah sakit, saya diperiksa CTG dengan menggunakan oksigen karena saya sesak nafas. Para bidan menyangka saya asma padahal saya ga punya bakat asma&itu pertama kalinya saya menggunakan oksigen. Aneh banget deh rasanya.. Kaya ada angin masuk hidung gitu.. -____-

Masuk ke kamar rawat saya masih beduaan sama Muai yang keliatannya kecapean.. Dia sempat ketiduran di sofa saat kami menunggu waktu operasi.. Hingga kemudian mamah datang bersama Mikaylaa dan Bapak Solo..

Makin siang saya tambah uring-uringan karena operasi yang direncanakan pukul 13.00 molor karena hingga pukul 13.15 saya belum juga diantar ke kamar operasi.

Hingga akhirnya saat itu tiba&suami saya ga boleh ikutan masuk ruang operasi tapi hanya di ruang tunggu..

Lalu apa saja yang terjadi selama operasi?

Yang saya ingat adalah meja operasi ternyata kecil ya cuma cukup sebadan. Tangan kanan&kiri saya dikasih papan lain. Tangan kiri saya diinfus&telunjuk saya dijepit. Sementara tangan kanan saya dipasang kaya alat tensi yang menekan setiap beberapa saat sekali.

Selanjutnya saya dipasang kateter yang rasanya tidak nyaman. Lalu disuntik anestesi yang musti 2x karena saya masih bisa angkat kaki padahal udah dikasih anestesi.

Ketika operasi dimulai saya merasa tidak nyaman. Kaki kanan saya terasa masih bengkok dan saya mau meluruskannya tapi ga bisa. Seketika itu saya panik&dokter anestesi yang ada di sebelah saya menenangkan dengan berkata, "kaki ibu sudah lurus kok, jangan coba digerakkan bu. Ibu harus tenang, pikirkan saja hal lain, bu.."

Saat itu saya juga mendengar bahwa operasi caesar ini termasuk kasus yang sulit karena saya mendengar obgyn saya, dr Yuli, bilang ke dokter asistennya bahwa tidak semua kasus caesar sama, ada yang mudah&ada yang sulit..

Selain itu saya juga mendengar beberapa kali dr yuli menginstruksikan, "tekan perut bagian bawah agar bayinya bisa keluar. Itu ruangnya sudah cukup."
Yang saya rasakan cuma sensasi gerakan di bawah dada. Tapi saya yakin operasi itu berjalan brutal.

Ga lama, saya mendengar suara tangisan bayi. Bukan suara oek oek yang umum itu, tapi suara seperti orang serak marah karena tidurnya terganggu..

Tidak berapa lama dokter anak datang membawa bayi saya Jika tidak salah tebak dokter itu adalah dr Budi Yudhono SpA yang pasiennya buanyak banget.. Kala itu tidak ada inisiasi menyusui dini IMD seperti yang saya harapkan tapi dalam hati berkata yasudahlah sabar saja toh bayinya sehat.. :')

Sementara itu dokter kandungan saya masih menyelesaikan jahitan operasi.. Ketika operasi benar benar selesai dokter Yuli mendatangi wajah saya dan mengucapkan selamat sambil mengecup kening.. Beberapa detik saya sempat menyangka bahwa itu ibu saya yang mengucapkan selamat tapi trus saya sadar ibu saya kan lagi di ruang rawat.. -___-"

Tak berapa lama saya dipersiapkan untuk dibawa kembali ke kamar Saat menunggu saya mendengar suster berkata bahwa suami saya sedang sibuk memoto bayi Jibril di kamar bayi.. Nampaknya suster itu sangat amazed dengan kegiatan moto-memoto yang dilakukan suami saya.. Mungkin terlalu brutal ya buat dia haha..

Kemudian saya tahu bahwa Muai sudah menggendong Jibril dan mengadzani dia sebelum dibawa ke ruang bayi untuk ekseminasi di inkubator selama 6 jam.. Bahkan dia sudah memoto bayi kami IRI MAKSIMAL deh..

Malamnya saya belum bisa bertemu Jibril.. Alasan suster karena sudah terlalu malam dan takut si bayi kedinginan jika langsung tidur di kamar bareng ibunya..

Ah Jibril baru saja kita bersua sesaat lalu kita harus berpisah lagi.. Rasanya Ibu sudah kangen sama kamu.. :)

Dengan banyaknya drama menjelang kelahirannya.. ibu dan bapak mengucapkan selamat datang ke dunia Jibril Ksatria Muaipani.. :)