Tuesday, February 04, 2020

Baby number 3, yay or nay?

Baby number 3, yay or nay?

Beberapa waktu lalu seorang kawan saya (secara tidak langsung) mengumumkan di medsosnya bahwa dia sedang mengandung anak ketiga.

Seketika itu juga, saya langsung ngomong ke Muai, "Sayang, si A lagi hamil anak ketiga loh. Kita mau juga ga anak ketiga? Hehehe.."

Saya agak lupa sih respons Muai saat itu. Kalau ga salah sih dia bilang boleh-boleh aja. Karena memang bagian terbaik dari punya anak adalah proses pembuatannya.. (jiahahahaha.. 🤪🤪🤪)

Tapi trus selanjutnya (kayaknya setelah berpikir lebih jernih), Muai bilang program baby number 3 ntar dulu. Alasan yang dia kemukakan saat itu bisa saya terima dengan baik karena faktor tole-i belum disapih, lulus toilet training dan jarak umur dengan tole-i yang kurang menguntungkan. Yaitu jarak usia sekolah 3 tahun yang sangat-sangat kami hindari. (Mihil bok biaya sekolah anak..)

Apalagi ada faktor tole-ji mau masuk SD kan. Sekarang kami lagi mempersiapkan biaya sekolah tole-ji (yang masih bisa dicicil sampai april tahun ini..) Selain itu, kami berdua masih mengira-ngira biaya apa saja yang harus disiapkan untuk anak SD nanti. Biaya eskul kah? Katering? Jemputan? Belum kalau mau les-lesan..

Faktor-faktor tersebut udah membuat saya kembali "waras" dan mendamaikan hati bahwa kami belum bisa (atau belum mampu) untuk memiliki anak ketiga..

Tapi kemudian muncul lagi hal yang menggangu pikiran. Yakni, hidup cuma sekali dan terus berjalan maju. Begitupun umur kita. Oke, usia saya tahun ini 36 tahun. Usia yang "masih ideal" untuk mengandung dan punya anak..

Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi? 2 tahun lagi? 4 tahun lagi? Kayaknya saya sudah sangat jompo di usia itu.. Sekarang saja suka mager kalau diajak main sama tole-i. Pas menggendong dan mengayun-ayun dia selama 5 menit aja ngos-ngosannya udah kayak lari kemana.. 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

Oh ada juga faktor lain yang harus saya tulis dengan huruf tebal sepertinya. Operasi caecar itu sakit ya. Operasi caesar kedua lebih sakit. Lalu apakah saya siap dengan operasi caesar ketiga yang akan lebih sakit lagi?? I don't think so!

Orang bisa bilang sakitnya ga akan setimpal dengan kebahagiaan yang didapat. Bisa jadi benar, tapi mungkin kebenaran itu bukan untuk saya saat ini.

Jadi kalau enggak program anak ketiga lalu apa?

Banyak hal yang masih menjadi PR besar untuk saya sebagai seorang ibu dengan dua anak. Yaitu bagaimana bisa menjalankan peran sebagai ibu dengan baik. Bagaimana menjaga kewarasan dalam mendidik anak-anak hingga mereka besar nanti. Hingga mereka menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab.

Memang semakin kita dewasa (menua), kita mesti lebih waras. Berpikir dulu sebelum bertindak. Jika sudah bertidak harus memikirkan juga tanggung jawab.

Menjadi orang tua adalah perjalanan seumur hidup. Pembelajaran seumur hidup.
Ini anaknya dua, yang satu usia TK yang satu usia toddler. Fasenya akan berubah lagi nanti ketika mereka memasuki masa SD, remaja, dewasa, OH NO..

Tapi saya pikirkan fase-fase hidup itu nanti dulu lah. I want to be present. Saya benar-benar "hadir" ketika sedang bersama mereka. Karena kadang saya merasa tidak bisa selalu "hadir" untuk menghadapi tingkah polah mereka yang begitulah..

"Namanya juga anak-anak.." kata orang bijak.

Iya namanya memang anak-anak. Tapi kalau orangtua berada dalam kondisi yang ga waras saat menghadapi anak-anak itu, bisa-bisa yang terjadi kontraproduktif dalam hal pengasuhan. Ujung-ujungnya akan membentuk pribadi anak yang pembangkang dan pemberang. (Udah kayak di buku-buku parenting belum ni? 😑😑😑)

Akhirnya, saya (dan muai mungkin) harus mendamaikan diri sendiri dan dengan sadar mengatakan, "Yeah, dua anak itu cukup. Cukup untuk menjaga kewarasan kami sekeluarga."

Thursday, March 28, 2019

Kejutan-Kejutan di Bulan Maret..

Udah tanggal 28 maret bro sis.. Artinya, dua hari lagi tanggal 30 Maret, hohoho..
*trus kenapa, Bu?*

Ya ga kenapa-kenapa sih, zzz.. Saya cuma berdoa, semoga tanggal 30 Maret nanti berjalan dengan baik dan lancar.. Semua sehat, bahagia, dan diberkahi oleh Allah SWT.. Amiiin...

Kok mendadak religius? hehehe.. Soalnya, seperti judul tulisan kali ini, saya mau bercerita tentang kejutan-kejutan di bulan Maret ini.. Kenapa disebut kejutan? karena saya ga mau menggunakan kata musibah yang kurang enak didengar.. *sigh*

***

Seperti diketahui sebelumnya, setiap bulan maret #muaipani akan merayakan anniversary pada tanggal 13.. Lalu, sejak tahun ini bulan maret menjadi lebih meriah dengan lahirnya Tole-I pada 19 Maret 2018.. Selanjutnya di akhir bulan, setiap tanggal 30, Ibu Pani akan merayakan harlah.. :D

Bulan maret yang penuh kebahagiaan biasanya juga dibarengi dengan tindakan impulsif.. Contohnya adalah waktu kami melakukan perjalanan ke Magelang - Dieng - Jogja - Solo pada 2017 lalu.. Perjalanan yang terlalu ngongso dan berakhir kurang menyenangkan karena Jibril sakit..

Tahun lalu, #muaipani anniversary dirayakan dengan sederhana karena memang menyambut kelahiran Tole-I juga.. Meski lagi-lagi kelahiran Tole-I yang penuh drama membuat bulan maret menjadi bittersweet.. *sigh*

Pada tahun ini, banyak rencana yang ingin dilakukan di bulan maret.. mulai dari staycation, atau melakukan perjalanan ke luar kota yang ga terlalu jauh.. Tapi lagi-lagi, rencana tinggal rencana.. Sebab di bulan maret ini serbuan penyakit batpil yang muter-muter ke seluruh anggota keluarga bikin buyar semua rencana..

Rencana kencan saat anniversary aja buyar.. Hari itu, Rabu (13/3), saat saya sudah ambil libur Nyepi (yang jatuh seminggu sebelumnya) agar ga perlu cuti saat anniversary.. Tak dinyana, tak diduga, Muai dan saya (tapi ga sempat keangkat) mendapat telepon dari sekolah mas jibril yang mengatakan kalau mas jibril jatuh saat bermain prosotan dan kepalanya berdarah.. Saat bu guru telepon, Jibril disebut dalam kondisi menangis..

*duar*

Hari itu akhirnya saya dan Muai mengantar mas jibril ke IGD RS Aminah dengan ditemani oleh Bu Iyah, dan Mas Janu dari sekolah.. Kepala mas jibril dibalut, tidak boleh basah, dan dia mendapatkan obat antibiotik dan parasetamol untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akibat trauma kepala..

Lebih jelasnya bisa dilihat cerita saya di sini

Oiya, saat itu kondisi Muai pun sedang tidak fit. Sakit batuknya sangat mengganggu aktivitasnya hingga dia pun sempat kehilangan suara..

Pengalaman hari itu membuat saya menulis caption di IG yang intinya bahwa yang namanya kehidupan ga selalu sesuai yang kita inginkan.. Tapi selalu ada hikmah yang bisa dipetik.. #uhuk *mendadak bijak*


***

Kejutan di bulan Maret ga sampai di situ.. Setelah kejadian mas Jibril kepalanya bocor, hari jumatnya Muai DLK ke Bali.. Meski tubuhnya kurang sehat, muai tetap melalukan perjalanan ke pulau dewata dengan ikhtiar penyakitnya cepat sembuh. Lho kok aneh lagi sakit malah jalan? Ya karena cuaca di Jakarta udah ga kondusif banget.. Siapa tau kan dengan suasana Bali dia bisa lekas sehat..

Lalu sehatkah Muai pulang dari Bali? Alhamdulillah membaik meski belum sembuh benar..

Tapi jangan sedih, hari Kamis sehari sebelum Muai berangkat ke Bali, saya mulai demam.. Demam yang agak aneh karena tidak disertai batpil sebagai ciri penyakit ISPA. Nah, jumatnya kan Muai ke Bali, saya tetep maksain masuk kerja karena memang libur Sabtu-Minggu dan selanjutnya mau ambil cuti 3 hari sekalian Tole-I ulang tahun dan Rabu (20/3) nemenin mas jibril lomba hardiknas..

Lalu apa yang terjadi? Saya masih mengatasi demam dengan minum parasetamol saat demam naik.. Lalu demam turun beberapa jam kemudian..

Di hari Sabtu, saya sempat membawa mas jibril balik ke IGD karena perbannya dia lepas. Kami sempat kencan singkat makan siang di Texas Chicken dan belanja beberapa keperluan di Superindo..

Hari Minggu nya, saya menerima tamu #gengmakancs2013 Zia, Baity, Ellen, minus Ia di rumah.. Seneng deh akhirnya kami ketemuan lagi setelah lebih dari setahun ga ketemuan.. Cuma ya gitu, setelah tamu-tamu pulang, badan saya rasanya gliyengan banget dan ternyata demam saat itu menyentuh suhu 40,00 derajat celcius.

Eng ing eng.. Saat itu Muai pun ga jadi ngantor untuk mantau debat cawapres karena saya demam tinggi..

Lalu esoknya setelah nganter mas jibril sekolah, Muai nganter saya ke IGD untuk periksa sakit demam yang sudah masuk hari kelima itu..

Hasilnya?

saya positif demam berdarah dengue (DBD) dan harus dirawat di RS karena trombosit sudah turun ke 80 ribu. (Catatan: trombosit normalnya itu ada di kisaran 140 ribu - 390 ribu)

Hari itu Senin (18/3), saya dirawat di rumah sakit.. Padahal besoknya Tole-I ulang tahun ke-1, dan lusanya mas Jibril lomba hardiknas di Lapangan Deppen Pesanggrahan.. *cry cry cry*

***

Subhanallah.. kejutan demi kejutan terjadi di bulan Maret..

Hingga kini Tole-I belum tiup lilin ulang tahun pertamanya.. Orang-orang bilang, "Umur setahun anaknya juga belum terlalu ngerti.."

Iya sih, cuma kan sedih aja dia belum tiup lilin.. Seperti saya ceritakan di sini

Tapi ya mau bagaimana lagi.. Kalau kata Jibril, "Adek Ibrahim ga ulang tahun soalnya Ibu sakit.." *ouch*

Mudah-mudahan nanti kita bisa tiup lilin bareng-bareng ya dek.. Mensyukuri kehidupan yang penuh kejutan ini.. :)


***

Oiya, masih ada satu hal lagi yang perlu saya sampaikan.. Imbas dari saya diopname 5 hari 4 malam adalah stok ASIP ibrahim yang kembali ke titik nol.. Sempat terpikir untuk memberikan dia fresh milk/UHT tapi kemudian ga jadi karena dia sempat demam batpil, dan menurut DSA-nya, di dadanya banyak lendir dan dia kemungkinan besar alergi produk susu sapi (dairy)..

Wot.. wot.. lalu gimana nasib dia saat harus ditinggal kerja padahal stok ASIP habis?

Akhirnya dengan pertimbangan kurang matang, saya memutuskan untuk menambal ASIP Ibrahim dengan almond milk. Kenapa almond milk? pertimbangan saat itu aja.. Saya beli almond milk homemade di shopee untuk menambal stok..

Tole-I nya doyan ga? ya ga doyan2 banget.. Tapi alhamdulillah masih mau diminum..

Hingga kini saya masih menjadi pejuang asi sih.. Masih berusaha meningkatkan produksi ASIP yang menurun karena sakit DBD kemarin.. Doakan saya istiqomah ya.. karena perjalanan masih panjang ni.. Saya sempat putus asa dan mau give up.. Tapi di sisi lain ada kemungkinan kalau Tole-I alergi susu sapi yang membuat saya berpikir bahwa akhirnya asupan ASI lah yang terbaik..


Doakan saya ya.. Amiiiiin..



Saturday, January 05, 2019

Tentang 2018..

Assalamualaikum blog.. Apa kabar? hehehehe.. Udah lama ya ga bersua.. Terakhir nulis bulan juni, eh sekarang tau-tau dah januari 2019.. zzz..

Emang ngapain aja mamak di 2018? sok sibuk banget ga pernah nulis di blog..

Jawabannya emang SIBUK!
Sibuk kerja, ngurus anak, dan sibuk-sibuk lainnya biar waktu cepat berlalu.. biar kesedihan cepat berlalu.. biar ga baper liat orang2 di sosmed.. :p (curhits alert!)

Sebelum apa2 yang mau ditulis hilang dari pikiran, marilah kita merunut kejadian2 di 2018 yang membuat mamak sibuk buk buk..

Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya di sini, jujur saya emang berasa agak berat untuk bercerita.. berat karena rasanya kok (hidup) saya penuh banget ya...

penuh dengan rutinitas bangun pagi -- anak2 bangun -- anak2 mandi -- jibril siap2 ke sekolah (ini udah bukan saya yang nyuapin dia sarapan&siap2 tapi udah beralih ke yangti&bapak muai) -- karena saya selanjutnya masak mpasi ibrahim (plus nyiapain buat makan siang&sore) -- lalu ngoper makanan adek ibrahim ke yangti -- saya selanjutnya masak air untuk isi termos dan steril pompa, botol asi, dkk -- dan setelah selesai semua saya mandi, lalu siap2 berangkat kerja..

sampa di kantor saya kerja mantengin komputer ampe sekitar jam 11-an -- break pumping dan isoma --- balik lagi kerja ampe sorean jam 4 atau 1/2 5 -- pumping lagi -- trus pulang dan sampai rumah jelang atau setelah magrib..

sampai ke rumah makan sore -- lalu disambut anak2 yang udah heboh dengan berbagai macam polah -- lalu saya mandi dkk -- main/ngebacain jibril buku -- dan selanjutnya udah hampir waktunya anak bayi tidur..

besokannya mirip2 seperti itu dengan diselingi teriak2 di sana-sini karena bocah gede berpolah, bayi kecil rewel, bapaknya anak2 sibuk kerja dan saya stress out..

*sigh*

sampai satu waktu saya cerita ke bapak muai, "Pak, kok kayaknya hidupku saat ini terbatasa banget ya.. beneran ga bisa ngapa2in.. bahkan untuk refreshing aja kayaknya ga bisa.. stress banget.."

daaan bapak muai pun menjawab, "yaiyalah bu. anaknya udah dua masih kecil-kecil. ya memang terbatas. terima sajalah.. memang sedang masanya seperti itu. sabar."

iya sih mesti sabar.. sabar.. sabar.. sabar..
bersyukur.. bersyukur.. bersyukur...
alhamdulillah.. alhamdulillah.. alhamdulillah...

memang itu mantranya kan.. karena coba deh dilihat2 lagi.. ada yang salah ga dengan hidup kita? insya allah hidup kita baik2 saja loh sebenernya..

alhamdulillah masih bisa bangun pagi, ngurusin anak2, dan punya pekerjaan juga kan? masih bisa berguna bagi keluarga, bagi perusahaan.. ya insya allah masih berguna untuk orang lain kan?

hal-hal kecil yang kalau disyukuri ini ternyata yang membuat hidup yang terbatas menjadi lebih lega, lebih bermakna.. karena kita sendiri yang membatasi diri..

jadi mau cerita ini doang untuk menjelaskan apa aja yang terjadi sepanjang 2018???

hehehe.. curhits dulu kakak.. biar di masa depan nanti bisa ketawa2 baca cerita suka duka ini..

yang jelas, di 2018 ada beberapa hal yang menurut saya sudah lebih baik dari sebelumnya..

Pertama, berdamai dengan keuangan yang ketat pascakecelakaan patah kaki muai&lahirnya ibrahim yang caesar+angkat miom.. Keuangan ketat kan bukan berarti gak punya uang toh? Insya Allah ada jalan.. Jujur ini masalah yang bikin stress banget.. kepikiran masa mau jalan2 keluar kota aja susah banget sih.. masa adek ibrahim jalan2 terjauhnya ke cakung (pas umur 4 bulanan..) padahal waktu zaman jibril bayi, umur dua bulan aja udah jalan2 ke bogor, trus pas lima bulan kita udah pulang kampung ke solo..
tapi trus sadar bahwa kita ga bisa banding2in gitu.. karena situasi dan kondisinya kan berbeda.. Apalagi saat saya mendengar cerita seorang kawan yang perjalanan hidupnya lebih mengharu-biru, baru deh sadar bahwa hidup yang sedang saya hadapi itu justru baik-baik saja.. orang lain punya perjuangannya masing2..
Trus ketika saya sudah merasa lebih lapang dada, Alhamdulillah di bulan november kami sekeluarga bisa jalan2 ke bandung.. cuma dua hari satu malam, tapi Alhamdulillah bisa terlaksana dengan lancar.. :)
Oiya, di hari terakhir 2018 kami juga menyempatkan menengok rumah di Jonggol dan piknik ke Taman Buah Mekarsari.. Itu merupakan salah satu perlanan yang spontan dan disiapkan dadakan.. tapi lagi2 alhamdulillah menyenangkan.. :)

Kedua, berdamai dengan tingkah polah jibril yang semakin kompleks.. coba deh dipikir2, dia kan mengalami banyak hal baru dan besar di tahun 2018: mulai dari adik baru, sekolah baru, nilai2 baru, tanggung jawab baru, dan hal2 baru lainnya.. dia kan sedang belajar, kita juga seumur hidup belajar..
"Bersabarlah ibu," sebuah qoute dari bapak muai yang kalau diresapi kadang bikin saya mau nangis merasa bersalah. Di satu sisi saya sering sebeeeeel banget sama jibril.. kok dia menegasi semua hal yang saya bilang.. kok dia sekarang ga mau deket2 saya, dia nempel terus sama bapak. kalau nangis bapak2, apapun bapak2..
Di satu sisi saya kadang merasa, "Yaudahlah kalau jibril ga mau deket2 ibu yaudah. I have something else to do." Tapi di sisi lain, saya ngerasa bahwa dia itu merasa kurang diperhatikan ibunya. Ibunya yang sebelumnya anaknya cuma satu, jadi lebih sering menghabiskan waktu sama dia.. Cuma sekarang ibu sibuk dan marah2 melulu.. hiks, sedih ya..
Tapi saya mengakui sih saya masih harus terus belajar sabar, belajar menerima tingkah pola jibril, dan memahami lebih dul, bukan langsung marah.. bersabar.. take it slow..
HE LOVES YOU NO MATTER WHAT.. ya kaaah???
Bismillah yah.. di tahun ini ibu bisa lebih sabar..

ketiga, menghadapi ibrahim yang setelannya lebih rewel dari kakaknya.. ya namanya juga dua manusia yang berbeda ibu.. daan dia masih bayi.. wajar lah nangis molo.. wajarlah menyita perhatian banget.. wajar lah masih beradaptasi sama lingkungan, makanan, dll.. wajar lah kalau tiba2 doi panas.. wajar.. pokoknya kalau bayi mah wajar lah tingkah dan polahnya yang demanding itu..
"Babbies be Babbies.." mengutip quote di blog cup of jo.
Saya mesti mengingat hal2 penting tentang ibrahim.. bagaimana dia datang secara tiba2 tapi Alhamdulillah selamat tanpa kurang satu apapun.. Dia yang tidak memiliki banyak barang baru karena lungsuran dari kakaknya tapi ga pernah ada masalah.. Dia yang bisa tidur di stroller.. Dia yang membuat ibu bisa memproduksi ASIP yang mencukupi.. Dia yang doyan makan.. Dia yang tidak takut untuk merangkak jauh dan belajar berdiri.. Dia yang memperhatikan dengan seksama jika diajarkan memanggil, "I bu.. I bu.."
yang perlu diingat, waktu ga bisa diulang.. sekarang sebel ntar tau-tau anaknya dah gede kok.. :)

keempat, hubungan dengan muai yang mesti terus dijaga kehangatannya.. (ihiy..) sungguh ini suatu usaha yang perlu dilakukan terus-menerus loh.. bayangin aja, saya paling bisa ngobrol sama muai itu berapa menit sih per hari? ngobrolin macem2 gitu loh, mulai dari hal2 penting ampe ga penting.. kadang pengen berduaan aja ga bisa, bukan ga mau.. mikirnya selalu anak2 ntar gimana? masa dititip yangti. padahal tiap hari juga dah ngerepotin yangti.. kita berdua kadang bercanda, "anak2 diminumin obat batuk aja biar pada tidur.." hahaha, ya kali deh.. (disclaimer: ini becandaan, jangan dianggap kami orangtua durjana ya..)

kelima, pekerjaan di kantor yang gitu2 aja dan semakin menyebalkan untuk dijalani karena memasuki tahun politik.. (IF YOU KNOW WHAT I MEAN..) capek masbro mbaksis.. banyak kawan2 saya yang memutuskan ciao dari dunia jurnalistik karena hal2 kayak gini.. tanpa bermaksud tendensius atau apapun ya.. saya sih sebenernya gapapa juga dengan dinamika politik yang terjadi di negeri ini.. kadang saya berpikir, yang saya lakukan ini tuh benara atau salah sih.. tapi trus saya nanya lagi, benar menurut siapa dan salah menurut siapakan?
tapi di sisi lain saya kadang memilih berdiri dan memandang dari kejauhan dan ngetawain dua poros yang sama2 noraknya ini.. mencoba menganalisis bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.. lalu membaca situasi dan mengambil kesimpulan dari suatu proses ke proses lainnya..
saya ngerasa ga perlu lah baper2 sama proses politik.. apalagi jadi hilang logika dan sesat pikir..
teringat kata seorang kawan di kantor, "banyak2 istighfar aja pani.." hihihi..

keenam, soal lingkaran pertemanan saya yang semakin kecil (atau bahkan bukan lingkaran lagi bentuknya) di tahun ini.. semakin jarang aja saya berkumpul bersama teman2.. kayaknya waktu sebelum lahiran deh ketemuan sama geng makan cs.. pas bukber biios aja saya ga bisa dateng karena jibril baru kelar sakit cacar.. paling bertemu dengan beberapa teman aja..
pertemuan dengan kawan sempat terjadi karena mereka datang ke rumah setelah ibrahim lahir.. :)
di sisi lain, pertemanan masih berjalan di grup WA dan instagram (dan sesekali FB dan twitter) saja nampaknya.. melihat dari jauh kehidupan kawan2..
ada juga pertemanan baru dengan sesama ibu pumping di kantor.. pertemanan senasib sepenanggungan.. semangat selalu ibu2.. :)
ga banyak yang bisa diceritain karena ya memang tahun ini kayaknya saya cukup ansos.. (meski bukan bermaksud untuk menjadi ansos.. cuma apa daya.. banyak banget urusan di tahun ini.. hmm..)

kayaknya udah panjang ni tulisannya.. sudah cukup mewakili 2018 lah ya..

sekarang dah masuk 2019.. saya berharap yang baik2 aja lah di tahun ini.. semoga kita semua diberikan kesehatan, keberkahan, dan kesuksesan dalam hidup.. amiiiiin...