Monday, July 05, 2010

Ketika Wapres Nobar Bersama Wartawan (unrated version*)

Pertandingan perempat final piala dunia Brazil versus Belanda Jumat (2/7) malam lalu memang menyedot atensi pecinta olahraga sepak bola di seluruh dunia, tidak ketinggalan orang nomor dua di negeri ini. Di tengah kesibukannya, Wapres Boediono menyempatkan diri untuk melihat laga perempat final Piala Dunia, bersama dengan wartawan yang biasa meliput di Istana Wakil Presiden.
Agar acara tidak terkesan kaku dan penuh protokoler, Wapres menggelar acara nonton bareng di pendopo halaman belakang rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Sebuah tenda besar telah disiapkan di halaman belakang rumahnya. Tidak ketinggalan sebuah layar raksasa, dan dua televisi layar datar.
Wartawan sudah mulai datang ke kediaman Wapres sejak pukul 19.30 WIB. Namun suasana mulai menghangat saat Wapres Boediono yang malam itu mengenakan polo shirt hitam dan celana krem menyapa wartawan 20 menit jelang kick off pukul 21.00 WIB.
"Brazil bermain di atas Belanda. Saya pilih Brazil menang tipis saja 1-0," kata Wapres yang memang menjagokan Brazil di Piala Dunia kali ini.
Namun ditanya apakah wapres akan taruhan agar Brazil menang, Boediono hanya menjawab dengan senyuman.
Wapres malam itu tampak santai. Bahkan sebelum pertandingan mulai ia pun menyempatkan diri untuk menikmati hidangan soto Kudus yang yang tersedia di halaman dalam kediamannya sambil berbincang ringan dengan para wartawan.
Pertandingan pun dimulai. Selang beberapa waktu, tiba-tiba Ibu Herawati pun menyusul ke pendopo untuk mendampingi Wapres Boediono.
"Gabung...gabung...," katanya, sambil menyalami sebagian wartawan yang hadir.
Suasana yang masih sedikit kaku akhirnya mencair saat Robinho menceloskan bola ke gawang Maarten Stekelenburg di menit ke-10.
"Goooolllllll...."
Sebagian penonton bersorak. Begitupun Wapres yang sedari awal mendukung Brazil tertawa lepas sambil mengepalkan tangannya.
Semangat para wartawan yang mendukung Brazil semakin meninggi saat beberapa kali tim nya hampir menciptakan gol. Sebaliknya pendukung Belanda yaitu para wartawan, Paspampres, dan Protokol Wapres gemas karena Belanda belum bisa keluar dari tekanan.
Saat turun minum skor pertandingan masih 1-0 untuk keunggulan Brazil.
"Kalau saya masih muda, saya mau tantang wartawan (bermain bola). Saya sudah tua sih," komentar Wapres saat istirahat.
Selama waktu istirahat para wartawan nampaknya tidak mau kehilangan momen langka bersama pemimpin negara yang jarang bicara ini. Para wartawan mengajak wapres foto bersama. Wapres juga 'ditodong' menjadi komentator dadakan.
"Bagaimana pak pertandingan tadi," tanya seorang wartawan radio.
"Dari awal Brazil terlihat lebih unggul. Saya mengira skor memang akanm tipis, tapi saya surprise sudah gol di menit awal," kata Wapres.
Pertandingan babak kedua dimulai. Suasana menjadi riuh saat Belanda berhasil menyamakan kedudukan akibat gol bunuh diri Felipe Melo di menit 53 yang tidak bisa menahan tendangan lambung Sneijder.
Akan tetapi sekitar pukul 22.25 WIB Wapres sempat meninggalkan tempat acara nonton bareng untuk menerima telepon yang sekiranya amat penting. Beberapa wartawan sempat menebak-nebak apakah itu telepon dari Presiden SBY yang sedang berada di luar negeri.
Tapi pertanyaan siapa yang menelpon wapres itu menguap, dan suasana kembali meriah saat Wapres kembali muncul untuk melanjutkan menonton, ditambah Gol Sneijder di menit 68 membuat Belanda unggul 2-1.
"Goooollll..." sebagian penonton kembali bersorak.
Namun di menit 73, pemain Brazil Felipe Melo terkena kartu merah. Suasana nonton bareng itu sempat hening sejenak. Mungkin banyak yang khawatir saat Brazil harus bermain dengan 10 pemain.
Akhirnya skor 2-1 untuk Belanda bertahan hingga akhir permainan. Wapres Boediono yang menjagokan Brazil pun kembali ditanya wartawan bagaimana perasaannya saat tim samba jagoannya itu kalah.
"Tadi Brazil memang menurun permainannya. Sedangkan Belanda konsisten.Tapi tadi pertandingannya bagus, saling serang," kata Wapres usai pertandingan.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, Afrika Selatan itu dapat dikatakan sebagai pertandingan kenangan antara Tim Oranye dan Tim Samba, yang sempat bertemu pada babak perempatfinal pada 1994 dan babak semifinal 1998. (Dwi Tupani)

*) saya suka tulisan ini karena ada energi di sana (meski versi yang terbit banyak dipotong).. dan saya tidak akan melupakan malam itu saat wapres boediono tampil santai dengan bajunya wangi molto banget, hahaha..