Friday, June 01, 2018

Dua bulan tiga belas hari kemudian..

Ibrahim Pijar Muaipani, begitu saya dan muai menamainya..

Anak kedua kami yang usianya sudah dua bulan tiga belas hari.. Sebuah lompatan waktu yang cukup lama dari kali terakhir saya menulis di blog ini..

Kenapa begitu lama baru update?
karena saya selalu merasa 'kehabisan waktu', atau mungkin lebih tepatnya belum bisa membagi waktu denga baik sehingga menulis di blog pun belum sempat.. Maaf ya blog, padahal dengan menulis saya kelak bisa membuka lagi jejak-jejak cerita kehidupan yang telah berlalu..

Lalu apa yang mau diceritakan sampai kini?
Yang ingin saya ceritakan saat ini adalah tentang kelahiran Ibrahim yang mengubah segalanya. Yup, litterally segalanya karena dia lahir melalui operasi caesar emergency karena pada saat itu placenta saya--yang memberikan suplai makanan dan oksigen untuknya--ada bagian yang lepas..

hmm.. ini mungkin seperti mengulang cerita untuk kesekian kalinya, cuma kamu perlu tahu blog, bahwa saya dan muai mengalami kecelakaan pada tgl 19 Maret 2018 di jalan joglo raya, saat kamu mau menyeberang dari gang proyek ke gang soneta. Alih-alih memotong jalan untuk menghindari lampu merah perempatan joglo, ada motor vario hitam dari sebelah kanan yang tiba-tiba menabrak kami..

Motor kami pun jatuh ke sisi kanan. kaki kanan muai tertimpa mesin motor dan kelima jari kaki kanannya patah. Sementara saya jatuh miring dengan posisi perut terkena aspal.

saat itu saya tenang, tidak panik, meski perit saya terasa keras, tetapi saya bisa merasakan jabang bayi saya masih aktif bergerak di perut.. saya lebih panik melihat muai yang mengaku kakinya panas dan keungkinan patah. Bentuk kakinya ada yang berubah, sepertinya tulangnya ada yang dislokasi..

Singkat cerita, dengan ambulans jaringan masjid-musala yang ditelpon oleh kakak saya, dan juga bantuan tetangga belakang rumah kami yang membawa motor muai pulang, kami akhirnya berangkat ke RSPI Puri Indah. Kenapa ke sana? Agar saya bisa sekalian mengecek keadaan janin saya.

banyak orang yang menjenguk kami bertanya, "Siapa yang menabrak?","Bertanggung jawab ga dia?", "Kontaknya berapa?". Jujur saya saat itu seperti pasrah dan cenderung bersikap apatis saat si pelaku yang berboncengan motor dengan istri dan anaknya itu mengatakan, "Saya kira bapak mau lurus, taunya belok kanan. Kalau saya ga ambil kanan lebih parah itu tabrakannya."

hmm.. dia berkata begitu sepertinya membela diri. saya diam sambil melihat motornya vario dengan pelat E, berarti dari daerah. Istrinya, yang dia bonceng, celana di bagian pahanya sobek dan jari kaki kirinya ada yang kukunya lepas. Wajah si istri seperti orang yang menangis ditahan, dia kesakitan. Anaknya (sepertinya laki-lakui) tetap di pangkuannya, usianya mungkin 3 atau 4 tahun..

Saya saat itu sungguh ga kepikiran untuk meminta dia bertanggung jawab dan ikut kami ke rumah sakit. Kenapa? saya tahu pasti kejadian ini akan menyusahkan mereka. Ya sudah yang penting kami segera tertangangi, dan kondisi kehamilan saya bisa dicek. Semoga tidak ada yang serius ya.

Si pelaku mencium tangan saya dan muai dan meminta maaf. Saya sudah memaafkan dia cuma saya masih akan selalu ingat wajahnya. Mudah-mudahan dia tidak berbuat hal yang sama lagi ke orang lain ya.

Fast forward di rumah sakit..
Kami dibawa ke igd. karena muai yang terlihat sangat kesakitan, dia pun ditangani lebih awal. yaitu difoto rontgent dan baru kemudian saya juga diperiksa CTG oleh bidan. saat di rumah sakit, Alhamdulillah ada mas jaka (antara) yang membantu kami. dia yang mengurusi administrasi hingga kami bisa dirwat di rumah sakit itu, dengan jaminan kantor muai, dan ditempatkan di satu kamar.

saat saya di-CTG, suster igd bertanya ke saya apakah saya mau diperiksa di poliklinik oleh dr kandungan saya, dr Ni Komang Yeni yang saat itu masih ada di poli. saya pun meng-iya-kan. karena saya ingin tahu keadaan kandungan saya.

Seingat saya saat di CTG, saya bisa merasakan janin saya masih aktif bergerak. namun ada suatu ketika terjadi getaran seperti detak jantung yang sangat keras. Saya baru tahu bahwa itu namanya kontraksi jelang melahirkan. Sebelum ke poli obgyn di lantai 7, saya sempat izin ke toilet dan merasakan sensasi (maaf) pipis yang berbeda, seperti lebih deras. Namun karena tidak ada pendarahan, saya masih biasa-biasa saja. Sensasi yang berbeda itu ternyata pecah ketuban.. zzz.. *maklum saat lahiran jibril kan saya tidak merasakan kontraksi ataupun pecah ketuban..*

Waktu menunjukkan pukul 19.00 saat saya tiba di poli obgyn. saat itu dokter yeni belum ada di ruangan karena dia sedang ada tindakan kuret, dan kemudian visit pasien. saya masih bisa ngobrol dengan suster di poli dan mengatakan bahwa jadwal saya kontrol seharusnya esok harinya, tgl 20 maret. tapi karena hari itu saya kecelakaan, jadi ya sekalian periksa..

tidak lama kemudian dokter yeni datang. dia pun melakukan usg dan saat itu wajahnya menunjukkan kekhawatiran. "Ibu tadi saya liat kontraksinya jelek sekali. ini perut ibu keras sekali dan ada plasenta yang lepas. Ibu harus operasi sekarang juga, tidak boleh pulang lagi ya.."

saat itu saya speechless.. saya WA muai yang masih di igd bawah, tapi nampaknya pesannya tidak langsung sampai. saya juga mengirim pesan ke kakak saya, grup wa editor kantor, dan juga biios.

Selanjutnya yang saya ingat adalah operasi caesar dadakan ini lebih menyakitkan dari operasi saat melahirkan jibril. saya bisa merasakan perih saat dokter saya melakukan sayatan operasi.. OMG..

saat si bayi akhirnya lahir, saya berkesempatan untuk bisa melakukan IMD yang dulu saat jibril tidak sempat saya rasakan.. tapi baru beberapa detik si bayi diletakkan di dada saya, saya mengaku tidak kuat dan meminta bayi diangkat. saya merasa sangat kesakitan, dan setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi. yang saya ingat kemudian saya sudah berada di ruang pemulihan dan melihat kakak saya di kejauahn..

kala itu saya mendengar dokter saya mengatakan bahwa selain operasi caesar juga dilakukan operasi pengangkatan miom yang berjumlah 5 buah karena pendarahan yang tidak berhenti-henti setelah operasi caesar. hal itu membuat operasi berlangsung cukup lama, 2 jam lebih. dokter yeni juga mengatakan meminta persetujuan kakak saya sebagai pihak keluarga dan tindakan pun dilakukan. dia juga mengatakan sudah menjelaskan sedetil-detilnya ke pihak asuransi agar tindakan tersebut dicover asuransi.

saya pun hanya bisa menghela nafas panjang dan kemudian saya diantar ke kamar..

saya melihat foto dan video ibrahim dari kakak saya.. Alhamdulillah dia lahir ke dunia dengan selamat.. nampaknya dia memang sudah waktunya lahir ke dunia, dan takdir dari Allah lah yang membuat dia lahir setelah ayah ibunya kecelakaan..

Kisah ibrahim tidak selesai sampai di situ karena Muai baru dioperasi keesokan harinya. Dia sempat tegang dan uring-uringan karena hampir 24 jam setelah kejadian, kakinya masih ditopang dan dibalut tetapi belum juga dioperasi.

Operasi muai berjalan lebih lama, totalnya hingga dia kembali ke ruangan adalah 4 jam. Saat itu sudah pukul 21.30 malam dan menyisakan jibril dan yangti yang belum pulang dari rumah sakit. Jibril sangat ingin bertemu bapaknya setelah sehari sebelumnya tidak bertemu. Saat Muai kembali ke ruangan, nampaknya dia masih dipengaruhi bius jadi tidak fokus menyapa jibril..

Tapi lagi-lagi Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan Muai memakan 5 pen di kakinya.. Akhirnya satu pen di jari tengah sudah diangkat dan kini dia tengah memasuki masa pemulihan selepas angkat pen tersebut..

Mungkin sampai di sini dulu cerita tentang Ibrahim.. Bayi yang hadir sebagai pelipur lara saat kedua orangtuanya mengalami musibah.. bayi yang (Alhamdulillah) tidak mengalami berat badan turun seperti masnya yang membuat kedua orangtuanya kesusahan..

Semoga kamu sehat selalu ya Ibrahim.. semoga kamu bisa tumbuh pintar dan kelak menjadi anak soleh.. Amiiin..

***

Oiya, sebelum saya lupa.. Meski saya enggak tahu mereka akan baca atau enggak, tapi saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk kakak saya dan suaminya, pak deddy, mamah yang menjaga Jibril (sampai kini pun masih saya repotkan menjaga Jibril), Opa Solo dan Bude Fau, Mbah Tri, Mbah Teguh, Om Juli dan Om Amet, Mbak Mar, Mas Jaka antara yang membantu kami bisa masuk dan dirawat dengan baik di RS, dokter ni komang yeni spOG yang membantu kelahiran Ibrahim dan juga dokter dan suster-suster yang baik hati selama saya dirawat di rumah sakit..

Saya juga mengcapkan terima kasih untuk tim HRD MI yang sangat membantu dan pengertian, UPZ Masjid Nursiyah Daud Paloh, para dedengkot micom, tim desk politik LKBN Antara, mbak tia, mba cici, mba ida, mbak rosi, yani, bunga, mbak titis, tante heri, mas ijul, ibu-ibu pengajian Al-Latiefah, dan juga ibu-ibu PKK RT013 yang menyempatkan diri menjenguk saat kami sudah di rumah..

Saya juga mengucapkan terima kasih kawan-kawan yang menjenguk ke rumah dan memberikan kebahagiaan untuk kami sekeluarga..

***

terakhir saya lampirkan foto Jibril dan Ibrahim ya.. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.. :)