Wednesday, November 30, 2011

Untuk seorang kawan..

Dia adalah kawan saya yang belum lama ini melahirkan bayi laki2 super tembem dan lucu bernama Langit Habiby..
Dia adalah seseorang dengan punya sejuta mimpi dan keinginan, dan selalu berusaha untuk mendapatkannya.. *cieh*
Dia juga menohok dan membuat perubahan melalui tulisannya hingga membuat "bioskop istana" bebas asap rokok..
Dia yang juga berani memutuskan untuk jadi full time mom&resign jadi jurnalis.. Sebab tujuannya resign adalah agar bisa memberikan asi 2 tahun penuh&tidak melewatkan masa2 terbaik dalam hidup anaknya.. *angkat topi*
Meskipun yang paling 'nempel' di otak saya adalah dia yang (kayaknya) terlahir untuk belanja setiap ngeliat orang jalan.. Hehehe.. Mulai dari book fair, jakcloth, mirota batik, ataupun belanja online.. xD

Untuk dia yang saat ini ngerasa "stagnan".. Tetap semangat ya @siyasmina, kamu akan jadi ibu yang hebat.. :)

Monday, November 28, 2011

Experimen melukis jakarta dengan cahaya..

Sabtu (26/11) kemarin, muai dan saya akhirnya berhasil merealisasikan wacana yg sudah digadang selama berbulan2, yaitu hunting foto di tengah kota.. Uhuy..
Menurut muai, cuaca sabtu kemarin yang pas siangnya sangat panas&terik sangat cocok untuk kami hunting foto ketika senja tiba.. Saya sih setuju2 aja untuk keluar rumah sore.. Karena klo enggak, udah meleleh duluan keliatannya.. *lebay*

Tema yang kami ambil untuk hunting foto kali ini adalah teknik long exposure, full color.. *jangan tanya saya itu teknik seperti apa ya, karena saya sendiri kurang paham, haha..*
daan muai sebagai mentor saya menentukan kota tua sebagai tempat kami akan menguji tema yang kami usung.. *duile*

Kami akhirnya berangkat sekitar pukul 16.00 dari rumah.. Tujuan awalnya adalah menuju mini market untuk beli batre untuk flash tambahan, dan kalau sempet makan es krim dulu lah di ragusa.. *si muai soalnya belum pernah ke ragusa, jadi dia penasaran banget..*
trus rencananya juga kita naro motor dulu di kantor muai, trus lanjut ke kota tuanya naik busway aja biar lebih santai..

Trus ternyata ya cuy.. Rencana ya tinggal rencana aja.. Beli batre di indomaret aja ngantri kasirnya ampe bikin emosi.. Trus pas nyampe di ragusa (seperti yg diduga) penuh buanget&sumpek.. Dan, ngeliat ga ada busway ke arah kota membuat saya memilih untuk naik motor aja ke sananya, daripada manyun nunggundi halte kelamaan.. *sigh*

Lah ini kok intronya banyak bener ya? Haha, cuek aja lah.. :D

Trus akhirnya perjalanan dari harmoni-kota dengan naik motor ternyata +/- cuma 20 menitan.. Dan saya yang dah lama ga lewat jalan gajah mada-hayam muruk sangat takjub dengan berdirinya beberapa hotel gede berlampu warna-warni di kiri kanan jalan.. *sempet berasa kaya ga di Indonesia, hehe*

truuuus, waktu sudah jam 17.30 pas kami sampai di kota tua yang ALAMAKJAAAAAAN.. RAMAINYA
MINTA AMPUN..
Awalnya sempet ngedumel gara2 kota tua makin kotor&ga teratur.. Tapi akhirnya si muai memaki2 karena tanah lapang yang ada dibayangannya itu ketutup tenda2 putih cuuy..
Yup, kemarin ada FESTIVAL FATAHILLAH MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM.. OOOOHH NOOOOO..

"damn it," kata muai.
"kenapa?" tanya saya.
"aku sudah membayangkan foto museum fatahillah dengan langit biru.. Eeeh malah ketutup tenda2.." kata muai.
"yaudah kita kita geser aja lah cari objek lain.." tambahnya.

Akhirnya kami bergeser dari tkp rencana kami hunting foto..

Setelah lebih kurang 5 jam kami bereksperimen dengan cahaya kendaraan dan lampu kota.. Akhirnya kami berhasil membuat 5 foto terbaik..

Dan pemenangnya adalaaaaaah...

satu:


dua


tiga


empat


lima


baiklaaah.. sampai jumpa di hunting foto selanjutnya.. *insya allah..* :D

Saturday, November 26, 2011

Nama keluarga..

Secara tidak sengaja saya membaca status facebook salah satu teman SMA.. Saya kutip di blog ini karena sesuai dengan pemikiran saya..

Para shahabat tidak memanggil istri Nabi dg Nyonya Muhammad atau menempelkan nama suami mjd Khadijah Muhammad

Namanya tetap Khadijah binti Khuwailid

Nama hanya perlu diganti jk di kemudian hari ternyata mengandung makna bathil seperti Abdul Latta (hambanya Latta) krn tdk ada Tuhan kecuali Allah

Maka panggillah nama perempuan sesuai namanya

(by gatut)

Trus saya mau berkata, "Nama saya Dwi Tupani Gunarwati (Pani), istri dari Muhammad Arief Iskandar (Muai).. Jika kami Insya Allah punya anak nanti, dia akan menggunakan nama keluarga Muaipani.. :D"

Disclaimer: tulisan ini bukan bermaksud nyindir atau apapun yah.. :)



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Monday, November 21, 2011

Ayo! Indonesia Bisa

(OST SEA Games Indonesia 26th-2011)
Ello feat. Sherina

Aku ingin kamu bisa
Menghadapi segalanya
Memang berat dan tak mudah
Tapi kami akan selalu ada

Ayo ayo ayo Indonesia bisa
Ayo ayo ayo bangkit bersatulah
Ayo ayo ayo kami di sini tuk mendukungmu

Ayo ayo ayo lepaskan bebanmu
Ayo ayo ayo kejarlah mimpimu
Ayo ayo ayo kami di sini tuk mendukungmu

Jangan takut jangan rindu
Maju terus pantang mundur
Memang berat dan tak mudah
(Memang berat dan tak mudah)
Tapi kami akan selalu ada

Ayo ayo ayo Indonesia bisa
Ayo ayo ayo bangkit bersatulah
Ayo ayo ayo kami di sini tuk mendukungmu

Ayo ayo ayo Indonesia bisa
Ayo ayo ayo bangkit bersatulah
Ayo ayo ayo kami di sini tuk mendukungmu

(dari: lyricsalls.blogspot.com)

Udah seminggu lebih ni lagu terngiang2 di kepala.. Terutama refrainnya yang "ayo..ayo..ayo.. Indonesia bisa.." yang juga muncul setiap iklam clear muncul di layar kaca... Haha..

Eniho, tulisan saya kali ini memang soal 26th Sea Games di Jakarta-Palembang.. Sea Games yang akan ditutup tanggal 22 besok, dan menyisakan kenangan manis yaitu "Tradisi Juara Umum" ihiy.. Meskipun masih menunggu pertandingan puncak "Garuda Muda " vs Malaysia, saya bahagia dengan hasil Sea Games kali ini.. :)

Yeah, saya memang bukan siapa2.. Tapi jujur deh, Sea Games kali ini membuat saya percaya bahwa bangsa ini masih punya harapan.. Harapan dari atlet2 mudanya, harapan dari masyarakat yang setia mendukung tim kesayangannya, dan masih berharap TVRI menjadi televisi yang paling banyak ditonton karena menyiarkan acara2 bermutu.. *aih*

Oiya, ada cerita waktu saya Sabtu (19/11) kemarin mampir ke starbucks plaza senayan untuk nunggu Muai yg abis nobar semifinal bola Indonesia vs Vietnam di rumah wapres boediono.
Saya (yg abis kondangan resepsinya @prameshwarii dan @jenggul) kan pakai baju ijo. Masa mas starbucks nya dengan nada yakin bertanya, "abis nonton bola ya mba?"
Saya pun nyengir kuda ajah.. (lebih tepatnya sih bete krn abis kondangan kok malah disangka abis nonton bola.. Haha..)
Tapi di sisi lain sih saya senang.. Bisa dianggaep salah satu bagian dari kemenangan Garuda Muda sabtu malam itu..

Singkat kata.. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang membuat Indonesia sukses di Sea Games ini.. Yang membuat saya yakin bahwa "Masih ada Harapan untuk Indonesia.." :)


Sent from my iPad

Friday, November 18, 2011

Profesi jurnalis..

Dua hari lalu seorang jurnalis senior dari salah satu koran ekonomi ngetwit, 
"U said, jangan mikir hanya passion? My passion makes me come n do this job! Whataver shitty feeling I had, I love to write these news."

Tweet itu sangat mengena untuk saya..
Saya yang hingga kini mencintai profesi saya hingga masih bisa tersenyum walaupun kelelahan luar biasa. .
Saya yang tertohok saat seorang kawan berkata, 
"jadi lo yakin profesi ini bisa menghidupi lo?" 
yang (saat itu juga) membuat suami saya muai dengan nada tinggi berkata, "berhasil atau tidaknya seseorang dalam hidup itu bukan semata2 berapa banyak materi yang dia hasilkan. Tapi hidup kita itu berguna ga untuk orang banyak?"
Ah ya, muai memang masih mencintai profesi ini, meski ia juga punya cinta lainnya, fotografi.

Saya juga masih mempunya "kebahagiaan kecil" lainnya seperti makan malam daging rusa satu meja bersama wakil presiden, ataupun bisa makan seafood di jimbaran dan mendapat "kuliah" tentang pekerjaan dari menteri keuangan.. Ga semua orang punya kesempatan itu bukan?

Ataupun kebahagiaan kecil seperti memastikan koran susah lolos seleksi sebelum dicetak, hingga memegang koran pertama kali setelah koran itu selesai dicetak..

 merasa "puas" bisa memberikan informasi bahwa dari blok m ke mampang itu bisa naik metro mini 75, daripada harus pusing2 naik bus transjakarta.. 

Tapi kemudian saya pun teringat obrolan saya dengan salah seorang sahabat yg akhirnya memutuskan 'resign' dari profesi jurnalis. Saya (kalau boleh jujur) saat itu ingin bilang sama dia, 
"jangan menyerah sama profesi ini karena rezeki itu sudah diatur sama Allah.. Jadi lo ga perlu khawatir.. Apalagi perusahaan tempat lo bekerja itu udah top of the pop dari semua media yang ada.."

Tapi saya enggak ngomong hal di atas sama sahabat saya itu. Saya justru bilang,
"mungkin memang yang terbaik untuk lo adalah mengikuti saran pekerjaan yang diinginkan keluarga lo. Agar lo punya banyak waktu bareng keluarga yang paling lo sayangin itu.."

Dan sahabat saya  mengucapkan "terima kasih" atas saran saya.

Saat itu di sebuah grup bbm, sahabat saya juga bertanya  soal "passion" nya di profesi ini vs keinginan keluarganya yang menginginkan dia "ga dekil lagi" krn profesi ini sangat menyita waktu, tenaga, dan pikiran..

Dan jawaban kawan2 lain yang membuat saya mules2 adalah bahwa bekerja itu ga perlu sesuai passion. Lebih baik kerja realistis, sedangkan passion itu bisa diperoleh dengan ga perlu ikut "nyemplung" ke profesi yang (menurut sebagian besar orang) ga akan membuat lo jadi orang kaya..

Saya kemudian kembali berpikir. Apa pada akhirnya karena profesi ini "tidak menjanjikan apa2 pada akhirnya" membuat banyak jurnalis senior di koran "investigasi" banyak yang beralih menjadi PR di pemerintahan? 
Jawabannya saya belum tahu karena saya juga bukan jurnalis senior, hehe..

Tapi rasanya saya tidak perlu memikirkan hal yang bukan urusan saya.. Lebih baik tetap bekerja untuk satu tujuan, "menjadi berguna untuk orang banyak.."

Ps: untuk mengantisipasi hujatan dan sebagainya.. Saya sertakan,
disclaimer: tulisan ini tidak bermaksud mendiskreditkan sesorang ataupun profesi tertentu. :)


Sent from my iPad

Friday, November 11, 2011

It's our song

It comes from a cheesy band (called Tiket Band), with a cheesy video clip..
But unfortunately, the tell the exact story about us.. *uhuk*
enjoy

Check out this video on YouTube:

http://www.youtube.com/watch?v=6A_QmbmkO_4&feature=youtube_gdata_player


Sent from my iPad

Thursday, November 03, 2011

Adapt or die*

*dikutip dari film "Hanna"

Quote dari film gelap berjudul "Hanna" itu rasanya cukup mewakili perasaan saya ketika di rolling dari satu tempat, ke tempat lainnya. Rolling yang saya maksudkan tentunya berhubungan dengan pekerjaan saya sebagai jurnalis.

Karena ternyata di tahun 2011 ini total sudah 3x saya mengalami rolling. Cukup banyak dibandingkan tahun lalu saat saya di "tanem" di istana.. *halah* Dan dalam rolling2 yang saya alami, nampaknya motto "adapt or die" sudah sangat menggambarkan keadaan saya, hehe..

Seperti diketahui, saya kembali ke desk ekonomi makro terhitung januari 2011. Kembali ke 'markas' saya di lapangan banteng. Kembali jet lag dengan liputan di awal2 bulan. Tapi akhirnya saya bisa berkata, "yeah it's good to be back."

Tapi nampaknya saya (tahun ini) ditakdirkan untuk beradaptasi lagi. Sebab kantor saya itu udah mirip2 distrik militer.
Contohnya, suatu hari di bulan mei, saya sedang liputan di gedung setan, kemenkeu. Ada telepon masuk.
Sekred: "mba pani besok ditunggu bang X jam16.00. Soal assesment."
Saya: "ok mba."

*beberapa waktu sebelumnya saya memang mengikutin psikotes sebagai prasyarat (insya allah) naik pangkat*

Esoknya, saya datang ke kantor pukul 15.45. masih ada waktu untuk bersiap2 bertemu Bang X, (yang ternyata juga didampingi) Pak A, dan Mba SDM. Lalu saya masuk ke ruangan pimpinan dan hasil psikotes saya dibahas.
Mba SDM: "bla..bla..bla.. Kalau dilihat dari hasil assesmentnya maka kamu lulus.."
Saya: "wah alhamdulillah.." *tersenyum simpul*
Bang X: "jadi pani, surat penugasannya akan kita buat secepatnya. Mungkin sore ini, dan mulai besok kamu magang asred di desk megapolitan."
Pak A: "nanti kalau ada hal2 atau kejadian mendesak di lapangan, bisa berkoordinasi dengan saya. Karena saya yg supervisi desk megapolitan, dan juga reporter piket."
Saya: "..........."

Lima bulan di desk megapolitan, saya sudah mulai kerasan. *aih bahasanya kerasan* ibaratnya tiap hari udah di setting untuk mantengin twitternya @infojakarta, @TMCpoldametro, detikcom, kompas.com kanal megapolitan, tempointeraktif kanal metro, okezone bagian megapolitan, dan lainnya.

Tapi kemudian di satu sore tanggal 24 oktober. Saya sedang ngobrol dengan redaktur saya Bang Mts.
Saya: "bang, fokus kita kali ini enteng ya bang, soal ojek."
Bang Mts: "iya sekali2 yang ringan2 gapapa lah.."

"MTS...." tiba2 terdengar suara Bang X dari jauh. Bos saya lalu menghampiri Bang X yang merupakan salah satu petinggi. Saya pun kembali ke kubikel sebelah.

*10 menit kemudian*
saya: "kenapa bang? Bang X manggil?"
Bang Mts: "iya pani. Kamu kan magang asred, pelatihanmu di desk megapolitan sudah selesai. Mulai besok, kamu dirolling ke desk ekonomi. Karena ada Mas S harus ke pangkalan bun, jadi Mas P harus dirolling ngisi posisi redaktur suplemen.
Saya: *speechless*
Bang Mts: "ya. Ekonomi itu kan "anak kandung", dan pani kan expertis nya di sana. Jadi ya pani ditarik."
Saya: *masih speechless*
Bang Mts: "Tapi nanti kalau sudah diangkat penuh menjadi asred, tentu kita bisa tarik pani lagi ke desk ini."
Saya: "......."

Esoknya saya pindah kubikel, bawa barang2. Trenyuh. Mengikuti rapat perpisahan di megapolitan, dan rapat selamat datang di ekonomi.

Sekarang.. Hari ke-8 saya di ekonomi..
Masih berasa panas otaknya.
Masih belajar lagi baca berita pasar, berita makro, moneter, global, corporate, dan lain2nya..

Masih setia dengan satu moto, "adapt or die."


Sent from my iPad