Thursday, November 03, 2011

Adapt or die*

*dikutip dari film "Hanna"

Quote dari film gelap berjudul "Hanna" itu rasanya cukup mewakili perasaan saya ketika di rolling dari satu tempat, ke tempat lainnya. Rolling yang saya maksudkan tentunya berhubungan dengan pekerjaan saya sebagai jurnalis.

Karena ternyata di tahun 2011 ini total sudah 3x saya mengalami rolling. Cukup banyak dibandingkan tahun lalu saat saya di "tanem" di istana.. *halah* Dan dalam rolling2 yang saya alami, nampaknya motto "adapt or die" sudah sangat menggambarkan keadaan saya, hehe..

Seperti diketahui, saya kembali ke desk ekonomi makro terhitung januari 2011. Kembali ke 'markas' saya di lapangan banteng. Kembali jet lag dengan liputan di awal2 bulan. Tapi akhirnya saya bisa berkata, "yeah it's good to be back."

Tapi nampaknya saya (tahun ini) ditakdirkan untuk beradaptasi lagi. Sebab kantor saya itu udah mirip2 distrik militer.
Contohnya, suatu hari di bulan mei, saya sedang liputan di gedung setan, kemenkeu. Ada telepon masuk.
Sekred: "mba pani besok ditunggu bang X jam16.00. Soal assesment."
Saya: "ok mba."

*beberapa waktu sebelumnya saya memang mengikutin psikotes sebagai prasyarat (insya allah) naik pangkat*

Esoknya, saya datang ke kantor pukul 15.45. masih ada waktu untuk bersiap2 bertemu Bang X, (yang ternyata juga didampingi) Pak A, dan Mba SDM. Lalu saya masuk ke ruangan pimpinan dan hasil psikotes saya dibahas.
Mba SDM: "bla..bla..bla.. Kalau dilihat dari hasil assesmentnya maka kamu lulus.."
Saya: "wah alhamdulillah.." *tersenyum simpul*
Bang X: "jadi pani, surat penugasannya akan kita buat secepatnya. Mungkin sore ini, dan mulai besok kamu magang asred di desk megapolitan."
Pak A: "nanti kalau ada hal2 atau kejadian mendesak di lapangan, bisa berkoordinasi dengan saya. Karena saya yg supervisi desk megapolitan, dan juga reporter piket."
Saya: "..........."

Lima bulan di desk megapolitan, saya sudah mulai kerasan. *aih bahasanya kerasan* ibaratnya tiap hari udah di setting untuk mantengin twitternya @infojakarta, @TMCpoldametro, detikcom, kompas.com kanal megapolitan, tempointeraktif kanal metro, okezone bagian megapolitan, dan lainnya.

Tapi kemudian di satu sore tanggal 24 oktober. Saya sedang ngobrol dengan redaktur saya Bang Mts.
Saya: "bang, fokus kita kali ini enteng ya bang, soal ojek."
Bang Mts: "iya sekali2 yang ringan2 gapapa lah.."

"MTS...." tiba2 terdengar suara Bang X dari jauh. Bos saya lalu menghampiri Bang X yang merupakan salah satu petinggi. Saya pun kembali ke kubikel sebelah.

*10 menit kemudian*
saya: "kenapa bang? Bang X manggil?"
Bang Mts: "iya pani. Kamu kan magang asred, pelatihanmu di desk megapolitan sudah selesai. Mulai besok, kamu dirolling ke desk ekonomi. Karena ada Mas S harus ke pangkalan bun, jadi Mas P harus dirolling ngisi posisi redaktur suplemen.
Saya: *speechless*
Bang Mts: "ya. Ekonomi itu kan "anak kandung", dan pani kan expertis nya di sana. Jadi ya pani ditarik."
Saya: *masih speechless*
Bang Mts: "Tapi nanti kalau sudah diangkat penuh menjadi asred, tentu kita bisa tarik pani lagi ke desk ini."
Saya: "......."

Esoknya saya pindah kubikel, bawa barang2. Trenyuh. Mengikuti rapat perpisahan di megapolitan, dan rapat selamat datang di ekonomi.

Sekarang.. Hari ke-8 saya di ekonomi..
Masih berasa panas otaknya.
Masih belajar lagi baca berita pasar, berita makro, moneter, global, corporate, dan lain2nya..

Masih setia dengan satu moto, "adapt or die."


Sent from my iPad

No comments: