Kenapa saya sebut demikian? Karena seharusnya pada Sabtu (14/5) pagi itu kami berangkat dari Saigon menuju Mui Ne yang berjarak entah berapa kilometer *hehe*, tapi yang jelas bisa ditempuh dengan 'open bus' selama 4-5 jam dengan kecepatan rata2 45-60 km/ jam.. *PR bener ngitungnya* :))
Tapi.. Lagi2 karena kebodohan, kami pun batal berangkat pagi itu.. Jadwal keberangkatan bus di hostel kami menunjukkan bus ke Mui Ne berangkat pukul 08.00 waktu setempat (WS) dan pukul 09.00 WS.. Kami memilih bangun jam7-an, lalu sarapan&ikut bis yang jam9, karena kalau yg jam8 keliatannya mepet bener cuuuy..
Trus taunya si bis (yg bisa dipesen langsung dari hostel dengan harga US$6/ orang) ga ada yg jadwal jam9 cuuy.. Katanya jadwal di papan itu emang bisa aja berubah tanpa pemberitahuan -___-" hiks, jadwal bis selanjutnya adalah jam15.00 WS yang berarti kami masih punya waktu +/-5 jam nganggur di Saigon..
Yoweis, kami putuskan kembali jalan2 ke gedung2 bersejarah yg belum dikunjungi.. Seperti reunification palace, katedral, dan post office..
Berasa udah tau selah-nya saigon (karena dah nyasar2 di hari sebelumnya), kami memilih ke arah jalan Nguyen Din Chu melewati benh tanh market yg ramai, ngelewatin jalan nguyen Du, tamannya yang panjaaaaaaang banget, lalu susah banget nyari pintunya reunification palace, hingga akhirnya sampai juga di reunification palace yang dulunya bekas Kantor Presidennya Vietnam Selatan..
Sampai di depan reunification palace yang kebayang pertama kali oleh saya adalah Wisma Aldiron di Pancoran sodara2.. :)) Hehe, ga mirip2 banget sih gedungnya.. Cuma gedungnya bergaya 60-an, trus di depannya ada lapangan rumput luas jadilah mirip2 sama Wisma Aldiron.. :P
dah mirip di depan wisma aldiron belum?? hehe..
Kami lalu masuk ke gedung 5 lantai itu yang lagi2 mengingatkan saya sama gedung di Jakarta, kantor Menko Perekonomian cuuuuy..
Di lantai 2 nya ada taman di tengah gedung, mirip banget sama taman di depan kantornya Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto.. meski ga semuanya sih.. :))
Eniwei, saya pun banyak difoto sama muai di sini.. Numpang ngedeprok di lantai karena nungguin ujan.. Dan ngerasa ada diskriminasi terhadap turis juga di sini.. Karena meski saya ga nyewa tour Guide krn 'rasanya' penjelasan tentang tempat ini dah cukup lengkap dibahas sama Lonely Planet.. Tapi saya sempet nguping para tour guide itu ngasi penjelasan ke turis2.. Turis bule rata2 mendapatkan tour guide yg english-nya hampir fluent, dan bisa dimengerti dengan jelas maksudnya..
Sementara beberapa kelompok turis asia (entah itu dari Thailand, Malaysia, Filipina, ataupun negara2 Indochina) dapet tour guide dengan bahasa english yg kacau bener.. Sebab semua kalimat dimulai dengan "I know.."
Yang juga menarik adalah pasangan bule&bayi (berwajah) asia yg saya temui di reunification palace itu.. Mungkin mereka mengadopsi bayi vietnam, trus liburan sama ke negeri asal anaknya?? I dunno exactly.. Tapi yang jelas ini menjadi pemandangan menarik bagi saya.. *juga jadi teringat baby lily serial di modern family.. * :D
ini beberapa foto yang dibidik muai.. *sorry agak narsis* :P
dan ini foto saat menunggu hujan..
Setelah hujan berhenti, kami nyebrang dari reunification palace untuk menuju katedral yang kira2 berjarak 500 meter dari situ.. Tapi lagi2 kami tidak khawatir kepanasan.. Karena ada taman kota dengan pohon2 besar yang melindungi kami dari panas&ramainya kendaraan..
Katedral di saigon berwarna oranye karena menggunakan batu bata merah.. Beda sama katedral di jakarta yang warnanya abu2.. Katedral memang tidak dibuka untuk umum, tetapi taman di depannya yang ada patung bunda maria-nya bisa digunakan untuk foto2..
Yang menarik perhatian saya di taman itu adalah banyaknya bunga matahari yang tumbuh subur&terawat.. Muai (seperti biasa) juga tertarik dengan bunga matahari itu.. Akhirnya kami menggunakan waktu foto2 bertema katedral&bunga matahari.. :D nampaknya saya juga akan membuat posting khusus mengenai katedral dan bunga matahari itu.. karena warnanya sungguh cantik..
puas fot2 di katedral, kami nyebrang ke post office, sekalian berteduh karena ujan lagi2 turun.. di depan post office kami membeli kartu pos di salah satu mba yang jualan.. dia juga memotret kami berdua dengan latar belakang post office..
si mba yang berwajah lelah ini berpesan dalam bahasa english yang patah2," turis2 harus hati2 kalau ada orang yang mau bantuin moto. karena ada kasus turis yang kameranya diambil sama orang yang belagak bantuin itu.."
alhadulillah kami ga ngalamin hal itu yah..
kami pun sempat beli souvenir tas boneka untuk dua keponakan, foto2 tema retro di depan post office, foto2 jalan di belakang katedral, foto di taman, dan berjalan menuju arah benh tanh market mencari makan siang sebelum berangkat ke mui ne..
kami akhirnya makan di pho24.. restoran pho favorit kami di jakarta.. menu2 pho nya semuanya menggunakan daging sapi&ayam.. kecuali rolade nya (kalau di sini lumpia basahnya) baru isinya pork..
kami tentu memesan menu andalan kami, pho tai chin di pho24 itu.. rasanya mirip2 di jakarta, tapi muai justru mengeluh, "di sini keliatannya dagingnya kurang tipis.. aku lebih suka daging tipis yang di jakarta.." haha, jangan2 emang harusnya dagingnya tebel.. kalau di jakarta dagingnya tipis karena harga daging mahal.. :P
selesai makan kami balik ke hostel untuk nunggu bus ke mui ne.. sempat belajar kilat bahasa vietnam dengan mba di hostel.. lalu naik bus dari tham han tur yang warnanya merah.. kami dapat tempat duduk 13-14 B..
demikian hasil jalan2 by accident di saigon.. sampai jumpa di cerita mui ne yaaah..
(to be continued)
No comments:
Post a Comment