Kemarin, Kamis (19/7), di kantor saya diadakan munggahan (makan-makan bersama) jelang Ramadan. Acara tahunan yang selalu riuh dan persaingan (berebut) makanannya sungguh mengerikan.. X) Tapi acara munggahan selalu ditunggu dan penuh tawa.. :))
Saat munggahan kemarin, Bang X-7 yang bertugas memimpin doa, mengajak semua yang hadir untuk menghargai adanya perbedaan saat memulai puasa Ramadan.
"Meski berbeda tetap mesra," begitu kata dia.
Sebab memang akhirnya 1 Ramadan dimulai tidak serentak di Indonesia. Pemerintah akan memulai Ramadan besok, Sabtu (21/7). Sedangkan Muhammadiyah, FPI, dan beberapa ormas Islam lainnya memulai puasa hari ini, Jumat (20/7).
Masalah perbedaan memulai puasa juga terjadi di rumah saya. Mamah, kakak, dan dua sepupu yang sedang menginap di rumah semua memulai puasa besok. Sebab mereka mengikuti pemerintah.
Sementara saya memulai puasa hari ini.. (doakan Insya Allah bisa tunai sampai Magrib)
Alasannya karena Muai (imam saya) memulai puasa hari ini. Meski Muai bukan Muhammadiyah, bukan juga FPI atau simpatisan ormas lainnya. Tapi dia meyakini 1 Ramadan dimulai hari ini karena Arab Saudi dan Mesir pun sudah mulai puasa hari ini.
Sebenarnya ga ada masalah memulai puasa hari ini atau besok. Bukan juga membandingkan siapa yang lebih benar atau siapa yang salah.
Tapi bagi saya menyikapi perbedaan juga butuh keikhlasan.
Mengapa? karena sejak dulu keluarga saya bukanlah keluarga yang terlalu mengambil pusing soal perbedaan. Sebab yang kami ikuti adalah yang ditentukan pemerintah.
Tapi sekarang situasinya sudah berbeda. Saya yang sudah bersuami tentu mengikuti imam saya. Imam yang baik, menuntun, danyang memberi pencerahan..
Insya Allah apapun kepercayaan kita, tentu kalau niatnya baik, hasilnya juga akan baik.. :)
ps: terimakasih untuk bumil @astiiew yang mau mendengarkan saya di tengah kegundahan.. :)
Sent from my iPad
No comments:
Post a Comment