Halo semua.. kali ini saya mau cerita soal pengalaman saya di Jogja 3-5 Juli lalu untuk liputan bareng Jasa Raharja..
Sebelum saya cerita lebih jauh, adakah yang tau perusahaan apa Jasa Raharja itu?? *udah berasa humasnya Jasa Raharja aja ni eike.. hehe..*
(foto dari http://www.jasaraharja.co.id)
Sebagai informasi, Jasa Raharja itu ialah sebuah BUMN Asuransi Sosial. Perusahaan ini yang memberikan santunan bagi korban kecelakaan. Korban kecelakaan yang masuk tanggungan Jasa Marga adalah korban kecelakaan lalu lintas yang disebabkan minimal 2 kendaraan (kalau kecelakaan tunggal ga masuk klaim). Yang masuk klaim ialah pemilik kendaraan, dan juga penumpang bus (biasanya bus pariwisata) yang membeli tiket.
Kalau untuk kecelakaan kereta api, kapal laut, dan pesawat udara, korban yang akan mendapatkan santunan jasa raharja ialah mereka yang membeli tiket.
Untuk kecelakaan lalu-lintas, kereta api, dan laut besaran santunannya sudah ditetapkan undang-undang. Yaitu santunan korban meninggakl dunia Rp25 juta. Kemudian santunan untuk korban luka-luka yang dirawat maksimal Rp10 juta, untuk korban cacat permanen maksimal Rp20 juta, dan untuk penguburan Rp2 juta.
Sementara santunan untuk korban kecelakaan udara yang meninggal dunia Rp50 juta. Kemudian santunan untuk korban luka-luka yang dirawat maksimal Rp25 juta, untuk korban cacat permanen maksimal Rp50 juta, dan untuk penguburan Rp2 juta.
Sudah cukup menggambarkan kira-kira si Jasa Raharja ini? Jadi yuk kita mulai ceritanya.. :D
Hari itu Selasa (3/7), jam 06.15 saya sudah tiba terminal 2F bandara Soekarna hatta dari jadwal ngumpul jam 06.30.
Trus yang keliatan orang2 yang ngumpul itu laki2 semua& TUIR2 semua. Malah ada satu orang wartawan radio yang 6 bulan lagi pensiun.. :)) Tapi akhirnya ada juga sih satu wartawan cewe dari bisnis.. Lumayan lah ya ga krik2 banget.. X)
Oiya, di liputan kali ini saya agak2 takjub juga sebenernya. Selain ga pernah liputan Jasa Raharja, ga kenal-orangnya, trus kesan pertama dapet sms dari humasnya yang berinisial D, agak aneh gimana gitu. Masa janjian jam 06.30, eh jam 05.45 doi udah neror, "saya sudah sampai bandara." Saat itu sebenernya pengen saya jawab, "trus kenapa? janjiannya kan jam 06.30? *sensi..* Tapi akhirnya saya cuma jawab, "Ok." *Tapi yaudahsihya.. Mau ke JOGJA ni kita.. :D*
Waktu kami terbang menuju jogja, terlihat dua puncak gunung mengintip di atas awan..
Kami mendarat di bandara Adi Sucipto jam 09.15 dan disambut oleh seorang ibu yang ramah banget. Kirain doi humasnya Jasa Raharja jogja, eh taunya doi kepala cabangnya, hihi.. Hari itu agendanya ketemu Dirlantas Polda Jogja, Ketua Organda jogja, dan juga Kepala Cabang Jasa Raharja Jogja..
Eniho dari agendannya saya nyadar nih, kayaknya bakal susah ni tulisannya karena isunya jogja banget.. Tapi akhirnya kepikiran nulis soal total klaim yang sudah disalurkan secara nasional sih.. Meski narsumnya Kabag Penyuluhan tapi ya berita saya masih layak muat berita itu, hihi.. XD
Sorenya kami kunjungan lapangan ke PO Bus yang bekerja sama dengan jasa raharja.. Di saat saya lagi wawancara dirutnya tuh PO, tiba-tiba ada suara ribut2 antara ayahnya si dirut PO dengan orang jasa raharja yang (gosipnya petantang-petenteng kerjanya, hihi..)
saya sih ga telalu denger apa yang mereka perdebatkan.. Tapi yang jelas pihak PO bus ngadu kalau untuk meminta surat keterangan kecelakaan lalulintas ke polisi itu suka dimintain duit. (meski kata dirlantas jogja ga ada tuh permintaan duit, aih)
Tapi di sisi lain meski saya ga sepenuhnya denger apa yang mereka perdebatkan saya denger si ayahnya dirut PO bus itu bilang, "Korban kecelakaan itu kan ga akan rugi karena dapat santunan. Seperti dapat rezeki dari langit." (WTF)
Saat itu juga saya yang niatnya mau bua wawancara dengan PO bus itu untuk rubrik eksekutif langsung malas seada2ya cuuy..
Liputan hari pertama pun beres.. Malam itu kami makan di Cak Koting, dan mampir ke Malioboro sebentar, tapi udah kemaleman jadi dah banyak toko yang tutup..
Oiya, kami menginap di Jogjakarta Plaza Hotel di daerah kaliurang deket UGM. Hotelnya meski jadul tapi jawani banget.. Cuma yang ga saya suka dari hotel itu, bantalnya yang tipis&lepes (karena saya sulit tidur klo bantalnya tipis.. hiks..)
***
Lanjut liputan hari kedua, Rabu (4/7) yang ternyata ga lebih baik dari hari pertama.. *halah* :))
Sebenernya bukan ga lebih baik sih.. Tapi karena jadwal liputannya itu kunjungan ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RS Bethesda, trus Kantor Perwakilan Bantul, dan mitra-mitra binaan Jasa Raharja di Jogja, saya makin bingung lah mau nulis berita apa.. -_-"
Tapi meski bingung nulis berita apa, saya justru mendapat banyak cerita tentang hidup hari itu.. :)
Pertama, saya baru tahu kalau RS PKU Muhammadiyah tarifnya jauh lebih murah dari tarif RS Swasta kebanyakan.
"RS Muhammadiyah ini bisa dibilang RS buat orang dhuafa kali ya?" kata seorang wartawan.
Saya ga jawab pertanyaan yang ga perlu dijawab itu. Rasanya memang pendiri muhammadiyah punya niat mulia untuk membantu orang.
Kedua, kami mengunjungi salah satu korban kecelakaan lalulintas yang masuk kategori mendapatkan santunan dari Jasa Raharja. Saya sempat memoto si bapak korban kecelakaan yang tetep aja masih bersyukur meski paha kirinya patah. Udah gitu bukan cuma dia lagi korbannya. Istrinya juga mengalami patah tulang paha kiri dan terbaring di ranjang sebelahnya.
Si bapak ini guru, dia bilang kecelakaan terjadi saat dia&istrinya mau belok kiri ke minimarket di pinggir jalan raya sleman. Meski sudah memberi sen kiri, tiba-tiba ada motor berkepatan tinggi menabraknya dari belakang. Dia dan istrinya terpelanting ke kiri hingga kirinya pahanya patah. :(
*Saya trenyuh banget denger ceritanya, tapi justru si bapak korban malah masih bisa tersenyum dan bersyukur masih hidup..*
Ketiga, kami lalu melanjutkan perjalanan ke RS Bethesda. Di salah satu rumah sakit terbesar di jogja itu saya melihat koran MI di ruang humasnya.. *hohoho penting banget deh info ini..*
Di Bethesda ini humasnya Bu Nuri cerita kalau santunan Jasa Raharja itu jauh dari cukup. Sebab korban kecelakaan lalulintas yang butuh dioperasi pasti biayanya di atas Rp10 juta (padahal maksimal santunan untuk korban kecelakaan itu Rp10 juta). Untuk itu RS Bethesda juga memfasilitasi pasien-pasien yang dijamin jamkesmas, ataupun jamkesda.
Keempat, kami menuju ke kantor pelayanan cabang bantul. Di sana kantornya berbentuk ruko, dan pegawai Jasa Raharja-nya dua orang saja. Si Pak Kepala dan anak buahnya yang merangkap divisi umum (angkat2 bangku, beliin minuman tamu, dll). Di kantor pelayanan cabang itu korban/keluarga korban kecelakaan bisa mencairkan dana santunan. Lalu kenapa pegawainya hanya 2 orang, karena memang secara keseluruhan di provinsi yogjakarta pegawai Jasa Raharja hanya 25 atau 26 orang. *krik-krik banget deh*
Lalu kunjungan kerja diselingi makan siang di sebuah rumah penduduk di (daerah) belakang kampus Institut Seni Indonesia (ISI). Di situ ada sebuah rumah milik Mbah Marto yang menjual menu makanan gudeg nggeneng, krecek, garang asem, dan lele mangut.
Penampakan rumahnya ya kaya rumah-rumah di kampung pada umumnya. Trus untuk ngambil makanannya di dapurnya Mbah Marto yang tungkunya masaknya pakai arang. Di situ juga berapa harga makanan yang dibeli diitung langsung sama si mbah, ga pake kalkulator/kertas..
Nah makannya di ruang tamu dan terasnya yang ada meja makan dan bangku panjang. Serta di bale-bale di dalam dan di luar rumah..
Si mbah marto ini katanya umurnya udah mau 90 tahun. Kalau kata anak bungsunya yg juga bantuin ngelayanin di situ, sekarang si mbah udah suka salah-salah kalau ngitung. Seinget saya waktu itu total yang harus dibayar untuk 12 orang (rombongan kami) yang makannya buanyak banget itu Rp250 ribuan. Ga tau juga deh tuh bener apa salah ngitungnya.
Humasnya jasa raharja, mas triadi bilang sama saya, "Itu ngitungnya udah pusing banget loh. Mana ga ada bonnya."
"Trus reimburse-nya gimana mas?" tanya saya.
"Ya mboh." katanya. *dudul*
Lalu meski menu yang dijual sederhana, tapi keliatannya tempat makan mbah marto ini cukup terkenal deh. Menurut anak bungsunya, rata-rata omzet per harinya itu Rp500 ribu-Rp750 ribu kalau ga terlalu rame. Tapi kalau musim liburan kaya kemarin, omzetnya bisa sampai Rp1,5 juta.
Trus si mbah marto ini pernah diliput harian Bernas tahun jebot, hehe.. (karena kala itu doi umurnya masih 70 tahun, cuy..)
Saya juga sempat ngambil fotonya mbah marto, dan foto bareng dia..
Semoga mbah marto sehat selalu yah.. :)
Selesai makan di rumah mbah marto kami mengunjungi dua mitra binaan jasa raharja di daerah kota gede.. Sekedar intermezo, salah satu alasan saya menyukai jogja ialah lalulintasnya yang tertib, dan ketaatan berlalulintas yang lebih baik daripada di jakarta. Tapi waktu di jalan raya bantul saya ngeliat pemandangan ini..
kalau dari belakang keliatannya romantis ya? tapi sejujurnya itu ternyata dua2nya cewek, dan sangat membahayakan kendaraan di belakangnya.. :(
Kunjungan ke mitra binaan itu yang pertama ialah mereka bikin kerajinan becak mini, sepeda ontel mini, dan pajangan topeng dari bahan aluminium, perak, tembaga dan kawan-kawan. Di sini beberapa kawan wartawan cukup lama wawancara si mitra binaan. Tapi kalau saya agak males juga wawancara karena ga yakin bakal bisa dimuat.. Tapi saya sempat memoto proses pembuatan pajangan topeng..
Sebagai perbandingan saja, pajangan topeng aluminium ukuran sedang kalau dibeli dari pengerajin itu harganya sekitar Rp75 ribu. Tapi kalau sudah masuk toko, misalnya mirotta, harganya bisa jadi Rp300 ribuan ciiing..
Dari pengerajin becak mini, kami menuju ke pengerajin bambu.. Yang dibuat itu gerabah, keranjang, tas, lampu, dan lain-lain. Saya sempet beli tudung saji untuk menyajikan hidangan lebaran nanti di rumah.. *duile*
Dari sana berarti sebenernya seluruh rangkaian liputan sudah beres. Saya pun sudah merebahkan diri di kasur nunggu waktunya makan malem.
Tapi kemudian saya dapet BBM dari Mas Tir, kawan indopos yang mau pulang ke solo jadi ga balik bareng ke jakarta. "Kalian jadi mau beli batik ga? Aku sama pak sopir nunggu di luar ya, ngerokok."
Aku dan Dinda, kawan dari bisnis, baru inget kalau hari sebelumnya Pak Heru, sopirnya jasa raharja jogja bilang sama kami kalau dia mau nganter ke tempat batik yang bagus2 dan biasa dikunjungi orang-orang jasa raharja.
"Harga batiknya mulai dari Rp75 ribu sih, tapi dijamin bagus. Bisa dapat diskon juga," kata Pak Heru.
Saya yang udah setengah tepar langsung semangat mau belanja batik, hahahaha.. Akhirnya setelah nge-drop Mas Tir di stasiun lempuyangan, trus nganterin mas dwi (poskota) yang katanya mau nyari telkomsel untuk connect ipad-nya (tapi akhirnya ga ketemu tuh si gedung telkomsel), saya dan dinda dianterin lah ke batik rumah. Ni kartu namanya sempet saya bawa..
Di sana semacam butik gitu kali ya, jadi desainnya ga pasaran, dan jahitannya bagus. Saya membelikan muai kemeja batik 1, saya atasan batik 1, dan celana pendek batik yang bahannya adem 1. Pas di kasir dapet diskon 20% lumayan.. :D
Dari situ si pak heru nganterin kami ke mirotta. Baik banget deh si pak heru ini. Udah gitu kerjanya semangat banget. Padahal meski dia udah 5 tahun jadi sopir di Jasa Raharja, statusnya itu outsource. Jadi tiap tahun dia memperbaharui kontrak.
Dia bilang sama saya, "Saya sih bisa mba meski sampai rumah jam 3 pagi, kalau jam 5 harus jemput tamu ya siap."
"Emang ga capek pak?" tanya saya.
"Capek sih capek mba, tapi kalau kerja itu memang harus tetap semangat. Saya juga mau memberi contoh kawan-kawan (pengemudi) yang lain kalau kerja itu harus ikhlas. Insya Allah rezekinya baik."
*dan saya pun terdiam..*
Akhirnya malam itu diakhiri dengan makan malam wedangan JAC di halaman belakang kraton. Ada banyak hal lain sebenernya yang menarik, tapi rasanya saya sudah cukup banyak mendapat pelajaran tentang hidup hari itu.
Sampai di hotel, saya kembali bermasalah dengan bantal lepes. Saya pun mengganjal bantal dengan plastik oleh-oleh mirotta dan celana pendek.
****
Hari terakhir di jogja, Kamis (5/7) udah tinggal pulang ntar siangnya. Tapi hari itu kami menyempatkan diri berkunjung ke Kraton Jogja.. Asiiik... Saya belum pernah loh masuk kraton, jadi rasanya bersuka cita.. *uhuy*
Kunjungan diawali di Museum Kereta Karaton Ngayogyakarta.. Di sana ada 29 kereta yang dipajang, dan meski umurnya udah 100-200 tahun masih bisa dipakai berjalan. Menurut guide kami, kereta-ketera buatan belanda umumnya lebih bagus karena kacanya terbuat dari kristal. Begitu juga dengan bahan-bahan pembuat rodanya.
Di museum, saya sempat berfoto dengan kereta termegah yang hanya digunakan untuk penobatan raja. Jika nanti sultan hamengkubuwono X digantikan penerusnya, baru kereta itu digunakan lagi..
Dari Museum kereta kami lanjut ke kraton. Rasanya adem ya di dalem kraton.. :) Tanahnya dilapisi pasir, yang kata guide kami tujuannya agar kain para abdi dalem tidak mudah kotor jika duduk di pasir.
Lalu saya juga baru tahu kalau di dalam kraton kita tidak diperbolehkan memakai topi, ataupun membuka payung. Sebab kita sebagai tamu harus menghormati tuan rumah.
Kemudian, saya juga baru tahu kalau ada ruangan yang isinya lukisan Raden Saleh yang 3D. Kenapa 3D, karena mata orang yang di dalam lukisan ngeliat ke arah kita meskipun kita pindah-pindah posisi.. *sebenernya sedikit ngeri sih, haha*
Selesai dari kraton, kami makan siang di rumah makan prasmanan sabar menanti, dan lepas landas ke jakarta sekitar pukl 14.30.
Ketika ngambil bagasi di Bandara Soekarno-Hatta saya sungguh terperangah.. Buseeeet banyak banget kardus-kardus yang harus dibawa.. Selain 2 paket oleh2 (bakpia&gudeg) ternyata tas&tudung saji yang saya beli di mitra binaan juga dimasukin kardus.. Beneran kaya balik mudik.. -_-
*meski itu yang tas biru&satu kardus bukan punya saya sih.. tapi tetep aja..*
***
Lalu sesampainya di rumah saya menyadari kok oleh-oleh mirotta dan celana pendek batik saya ga ada???
Ternyata boi, mereka ketinggalan di bawah bantal di kamar..
OH MY GOD... Mau nangis.. :'(
Saya pun mengontak humas jasa raharja jogja untuk nanyain ke hotelnya.. *dan alhamdulillah ada..*
Lalu saya juga ngontak ami sepupunya muai untuk ngirim tu oleh2 ke jakarta.. *Soalnya ga enak ngerusuhin orang jasa raharja lagi..*
Setelah merepotkan banyak orang, akhirnya tu oleh2 bisa sampai di tangan saya hari Senin (9/7).. Ini dia beberapa isinya..
***
akhir kata.. meski perjalanan ga sepenuhnya mulus.. saya selalu senang bisa kembali ke jogja.. :)
No comments:
Post a Comment