Friday, November 13, 2009

'aneh'

Rasa 'aneh' itu kembali saya rasakan..
Setelah saya bertemu redaktur saya Dex yang bilang, "kamu tetep wartawan ekonomi.. Tapi sekarang koordinasi lo ga di bawah gw lagi, tapi di bawah mereka, polkam.. Kemarin rapatnya.."
Saya pun bilang,"tapi kalo ada apa2 aku tetep lapor ke mba aja gapapa kan.."
Dia pun bilang,"gapapa lah..kan lo nyamannya sama gw.. Lagian gw juga kesel banget.. Berarti kan pasukan gw berkurang satu.."

*sigh*

Rasa 'aneh' itu menyeruak seketika.. Rasa yang memaksa saya menerima bahwa saya 'harus' berkoordinasi dengan 'mereka'.. Yup, saya tidak ingin mereka begitu di-istimewa-kan di sini..
Jika mengingat masa lalu, juli 2007 kalo tidak salah, saya sudah di rolling ke ekonomi.. Saat itu seharusnya angkatan saya 'diangkat' menjadi reporter (meski baru reporter kontrak) dan mendapat inisial dua kode..
Tapi saat itu pengangkatan saya ditunda.. Karena 'mereka' menilai kinerja saya tidak bagus.. Ya benar, 'mereka' yang sama.. 'Mereka' yang tidak peduli bahwa selama dua bulan terakhir saya berada di Metro TV sehingga tidak banyak menulis untuk Media Indonesia..
'Mereka' yang tidak objektif karena tanpa memandang muka saya pun sudah bisa mengeluarkan keputusan itu..

Akhirnya saya belajar menjadi wartawan ekonomi.. Bidang 'ngejelimet' yang ternyata saya suka.. Bidang yang membuat tulisan saya dipuji.. (Setidaknya oleh redaktur saya).. Dan bidang dimana saya mengenal banyak kalangan dari CEO perusahaan konglomerasi hingga ke pejabat negara di bidang ekonomi..

Bidang ini juga membuat saya belajar.. Bahwa kurang dari 1% masyarakat Indonesia yang berinvestasi di pasar modal.. Belajar bahwa saat harga saham naik dan banyak aliran modal masuk ke Indonesia itu tidak membuat orang Indonesia tambah makmur..
Saya juga belajar bahwa pertumbuhan ekonomi tinggi tidak serta merta membuat rakyat sejahtera.. Tingkat inflasi rendah juga tidak otomatis membuat semua harga barang murah.. Lalu kata2 seperti 'pembiayaan', 'countercycical', 'contigency plan', ataupun 'debottelnecking' yang kerap dipamerkan pejabat tapi tidak mendidik rakyat..

Tapi saya bahagia di sini.. Saya punya redaktur yang pengertian.. (Walaupun saya kerap juga bilang,"asred2 gw yang menyebalkan..")
Saya punya teman2 yang baik di sini.. Teman yang seperti keluarga.. Bukan teman yang SOK..

Mungkin saya yang tidak bersyukur.. Karena tidak semua orang punya kesempatan menjadi wartawan RI 1 ataupun RI 2.. Tetapi tetap saja bagi saya rasanya 'aneh' karena 'mereka' yang dulu membuang saya.. (Maaf jika berlebihan)

*sigh*

No comments: