Friday, December 18, 2009
"Ayah nomor satu di dunia"
Itu quote terbaik dari film 'sang pemimpi' karya riri riza, adaptasi dari buku berjudul sama karya andrea hirata..
Cerita film ini sungguh menggugah karena menurut saya dari sisi cerita, film ini lebih 'setia' dengan bukunya daripada film sebelumnya..
Tanpa bermaksud menjadi spoiler.. Saya ingin bercerita tentang ayah dari Ahmad Haikal (ikal) yang dimainkan oleh mathias muchus.. Dia dan baju safari empat saku kebanggaannya itu.. Hanya dipakainya ketika mengambil raport ikal&arai..
Dia tidak banyak berbicara, hanya raut muka bangga ketika ikal&arai berprestasi di sekolah.. Dia memegang bahu kedua anaknya, lalu berucap, "Assalamu'alaikum"..
Saat ikal tidak berprestasi di pengambilan raport selanjutnya, dia tidak marah.. Dia tetap tersenyum kepada pak guru yang memberikan raport.. Tetapi memang ia tidak memegang bahu kedua anaknya..
*saya menangis karena teringat ayah saya.. Berpikir saya (tentu saja) pernah mengecewakannya.. Apa dia masih marah gara2 kami 'beradu mulut' soal bingkisan lebaran dari 'Bakrie Group' pada puasa tahun lalu.. Saya tidak bisa minta maaf langsung padanya.. Tapi saya yakin doa saya untuknya didengar 4JJI..*
Cerita ayah ikal kembali ke masa lalu (flash back) saat dia dikabarkan naik pangkat setelah 31 tahun.. Naik pangkat dari buruh penyerok di tempat pencucian timah.. Tapi ternyata namanya TIDAK PERNAH DIPANGGIL.. Karena tukang pos mengirim surat yang salah alamat..
*saya kembali menangis.. Saya berjanji pada diri saya untuk membuat ayah saya bangga.. Meski sekarang dia tidak ada lagi di samping saya..*
Ah saya mungkin terlalu lebay di sini, terlalu bernostalgia.. Tapi saya inget waktu ayah saya sudah pensiun dari PNS ketika saya duduk di kelas 3 SD (yup, saat itu usia ayah saya sudah 55 tahun).. Tapi dia tidak menyerah saat itu, dia beralih menjadi pemandu wisata (tour guide), dan itu berjalan selama beberapa tahun hingga bisnis pariwisata dihempas krismon..
Saya ingat juga ketika SPMB tahun 2002.. Ayah (dan ibu) saya, sangat ingin direpotkan.. Mulai dari ikut bangun pagi&mengantar saya berangkat pagi ke klender, membawa bekal seperti mau piknik, dan menunggu saya mengerjakan SPMB.. Mereka ikhlas&mereka berdoa selama saya mengerjakan soal2..
Mungkin banyak orang akan bilang hal ini "konyol" ataupun "berlebihan" tapi saya bangga.. Bangga ketika saya diantarnya ke depok untuk daftar ulang&bangga ketika hari memakai toga di balairung pada tahun 2006..
Sekarang, (kalau boleh berbangga hati juga).. Saya menjadi wartawan RI 1 dan RI 2, wartawan yang dulu ketika saya baru jadi wartawan saya sebut sebagai "wartawan nomor 1" hmm.. Perjalanan ini (sebagai wartawan kepresidenan) baru saya mulai.. Saya belum tahu apakah perjalanannya akan mulus atau tidak.. Saya juga belum tahu apa yang akan terjadi dengan pemerintahan negara ini ke depan..
Saya berharap, saya bisa melaluinya dengan baik.. Dan saya juga berharap, ayah saya bangga terhadap saya.. Karena pencapaian saya hanya sebagian kecil dari pencapaiannya..
Bapak Bambang Gunardjo, BA.. Anda ayah nomor satu di dunia, untuk saya..
Labels:
mili famili
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
see. it's always a good thing when you see it from other perspective. Enjoy the ride, wartawan nomor 1 ;)
wartawan no 1 :)
dan penghibur no 1..
tetaplah mengkritik narsum pan..hehe..
love this post :)
nandia, sindro, ima: ternyata ada comment kalian... wah saya jadi terharu... terima kasih kawans.. :D
Fanzzz andrea hirata juga zowww????
it's so great,.....
@sastra tadinya suka andrea hirata... tapi kecewa sama buku maryamah karpov... menurutku buku itu "gagal" :P
Post a Comment