Masih lanjutan cerita liburan kami di Singapore.. Berbeda dengan biasanya saat kami selalu menjadi 'turis' di tempat 'eksotis', kali ini liburan kami diisi silaturahim dengan keluarga jauhnya muai, Kak Seri Sukarni dan suaminya Kak Hamzah Ali.. :)
Lucu juga sebenernya cerita hari ketiga kami di Singapore itu.. Sebab saya jadi percaya bahwa takdir itu beneran ada.. Hari itu juga memberikan pengalaman bagi hati, jiwa, dan mindset saya selama ini.. *aih*
Yuk kita mulai ceritanya..
Hari itu, Sabtu (12/6), kami akan. beranjak dari Hotel 81 di Bencoolen Street menuju M Hotel, hotel bintang 4 di kawasan business distric-nya Singapore..
Setelah kami sarapan sekaligus makan siang di Kopitiam di pojok jalan, kami menuju M Hotel dengan naik bus.. (Masih mengandalkan gothere.sg)
Kami berhenti di seberang MAS Building, untuk kemudian nyebrang, lalu nyari M Hotel di Anson Road. Awalnya kami sempet salah jalan, tapi kami dibantuin opa chinese yang nampaknya ngerti bahasa Indonesia dan melihat tampang kebingungan kami. Saat kami tanya dimana M Hotel dia malah komentar, "Wah itu hotel mahal, kalau yang murah lebih baik cari di daerah Balestier Rd."
Kami pun mengangguk-angguk saja&tersenyum. Mungkin tampang kami turis kere banget kali ya, sampe disaranin nyari hotel yang murah. :))
Eniwei, sampe di M Hotel sekitar jam12.00, ternyata kami ga bisa early check in. Jadilah kami naro tas di concierge untuk diambil jam14.00 ketika waktu check in tiba..
Dari M Hotel sebenernya saya pengen ke Bugis Street atau Mustafa Center untuk belanja. Tapi keliatannya si Muai ga nafsu belanja. Akhirnya rencanyanya berubah begitu aja. Kami mau ke rumah saudara jauhnya muai di daerah Tao Payoh Lor 2 karena Bapak di Solo wanti-wanti kalau kami harus silaturahim di rumah saudara..
Baiklaaah kalau begitu, saya ngalah. Toh yang mau saya beli di Singapore itu cuma celana jins Giordano.. Jadi kalau ga ke Mustafa atau Bugis juga gapapa, udah pernah.. *sensi*
Lalu kami menuju stasiun MRT Tanjong Pagar (+/-500 meter dari M Hotel)&mencari telepon umum untuk menelpon. Telepon pertama kali salah pencet nomor, kedua kali ga diangkat, ketiga kali baru diangkat. Kak Seri di sana bilang kalau mereka baru bisa dikunjungi jam15.00. Saya ga tau alasan pastinya sih, muai bilang keliatannya Kak Seri sedang ga di rumah.
Lalu karena saat itu masih sekitar jam13.00, akhirnya kami memutuskan untuk mencari tiket bus ke KL di Golden Mile Complex di Beach Road.
Kata Silka kawan saya, stasiun MRT terdekat ke Golden Mile Complex adalah stasiun lavender. Akhirnya berangkat lah kami menuju stasiun lavender, asiknya kami ga perlu pindah dari jalur hijau, jadi ga ribet..
Sesampainya di stasiun lavender, kami lagi2 keder gimana caranya ke Golden Mile Complex. Nanya ke informasi di stasiun disuruh mengarah ke gedung imigrasi. Tapi dari sana kami sempet salah nyeberang 2x, berjalan terlalu jauh sampai Java Road, akhirnya kami bertanya ke mas-mas dan berhasil sampai di Golden Mile Complex yang tampilannya mirip-mirip gedung Metro Pasar Baru/Glodok (jadul).
Di sana emang keliatan ada bus bertuliskan Singapore-Malaysia dkk, tapi tu gedung sepi banget, counter-counter pada tutup, kurang sip lah. Cuma satu counter besar di luar yang terlihat buka, Konsorsium Bas Service. Kami tanya ada ga bus ke KL, besok Minggu (13/5)? Si ibu penjaga counter bilang ada, dengan harga tiket $S28 per orang. Itu bus berangkat jam10.30, tapi kami harus tiba pukul 10.00. Oke deh.. Kami pun membeli 2 tiket dan memilih duduk di deretan paling depan. Saya milih di depan karena yang di tengah dah penuh. Trus saya paling ga suka naik bus di belakang, kurang sip pastinya.
Dari sana kami nanya di manakah stasiun MRT terdekat? Si ibu bilang ada kok stasiun Nicole Highway yang jaraknya 200 meter dari gedung itu. Lalu saya bilang sama muai, "Berarti kita harusnya ga usah jalan jauh-jauh dong ya dari Lavender???" -_-"
Yaudah kami menuju ke stasiun MRT Nicole Highway yang ternyata harus naik jembatan penyebarangan nyebrangin jalan tol.. *menurut lo judul stasiunnya apa, Pan? XD*
Sampai di stasiun itu sepiiiiii banget.. Eskalatornya sepi, koridornya sepi, pintu masuk stasiunnya pun sepi. Paling cuma ada 4-5 orang calon penumpang (termasuk kami) di sana. Kami pun baru sadar kalau itu stasiun MRT baru dengan jalur circle line. *tetooong bingung deh looo..*
Trus ternyata untuk menuju ke M Hotel (stasiun Tanjong Pagar) agak ribet.. Kalau mau transit sekali harus ke Stasiun Paya Lebar (yang kayaknya dah di pinggir kota), atau pilihannya adalah transit 2x di Jalur Merah (st Marina Bay) trus ganti lagi ke Jalur Hijau di st Rafles Place.
Si Muai nawarin untuk keluar dari stasiun MRT itu dan balik lagi ke Stasiun Lavender. Tapi saya menolak mentah-mentah.. Jauuuuuuuh banget kaleeeee baliknya.. *drama queen mode on* :))
Lalu.. Kami pun memutuskan dari situ langsung aja menuju rumah sodara, toh transitnya cuma ke jalur merah jadi kan ga ribet.. Sip deh.. Ayo berangkaaaat..
Tiba..tiba sodara-sodara.. Ternyata jalur circle line pun ada persimpangan juga.. Kereta kami ternyata tidak menuju Marina Bay, tetapi ke Dobi Ghaut.. *nah looh bingung lagi..*
Hehe, enggak sih karena dari Dobi Ghaut bisa pindah juga ke jalur merah, malah lebih deket jaraknya ke braddell (stasiun tempat kami harus turun).
Akhirnya kami turun di dobi ghaut dan lanjut ke jalur merah.. Sebelum sampe bradell, si MRT ngelewatin Orchard, lalu Muai ngajakin saya turun di Orchard dulu.. Hohoho.. Saya sih senang sekali.. Pengen liat mol2, liat Ion Orchard, dan belanja Giordano.. *okesip* :))
Kelamaan pilih ini-itu, waktu dah pukul15.30 aja boi.. Padahal kan janjiannya ma sodaranya jam15.00 ya? Nah looo.. Mana pinggang&punggung saya rasanya sakit banget karena kebanyakan jalan.. Trus dengan noraknya, kami hampir membatalkan begitu aja rencanya ketemu sodara karena saya (jujur) cape banget.. :(
Tapi akhirnya saya pikir, dosa juga ya ngebatalin janji gitu aja. Udah jauh-jauh ke Singapore, kapan lagi ketemu sodara kan?
Lalu kami kembali menuju stasiun MRT Orchard, dan turun di staiun Braddell..
Di MRT ini, si muai bawain tas dan belanjaan saya karena punggung&pinggang saya sakit banget.. Jadi saya nyeder aja deh di tiang deket pintu.. *kerentaan dini nih*
Keluar dari stasiun Braddell, sekitar 200 meter kami langsung lihat deretan flat di Toa Payoh Lor 2.. Setelah sempet bingung, akhirnya kami sampai di rumah Kak Seri&Kak Hamzah Ali..
Lucu deh, kami sama sekali belum pernah bertemu, tidak kenal wajah, masih merasa asing (karena mereka berbahasa melayu) tapi di sisi lain rasanya akrab.. Trus makin lucunya lagi, mereka sama sekali ga pantas kami panggil 'Kak' dan saya&muai memanggil merek 'Bude' dan 'Pakde'
Di sana, kami berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan mereka dengan bahasa Melayu.. Tidak semua kata dimengerti, tapi perbincangan tetap nyambung.. :D
Di sana kami disuguhi bubur kacang hijau, bakpao kacang merah, apel, dan rempeyek.. Rasa rempeyeknya beda deh ada rasa 'khas Singapore' nya.. Karena ternyata pake jinten.. Kak Seri bilang dia dulu suka buat rempeyek sendiri, tapi sekarang yang buat adiknya, dan itu dijual.. Kami bahkan dioleh-olehin rempeyek ini sama mereka.. Meski ampe jakarta udah hancur lebur, saya sengaja tetap ga makan dulu tu rempeyek biar mamah saya nyobaik rempeyek khas singapore.. :D
Oiya, sebagai informasi Kakeknya Kak Seri dan Kakeknya Muai itu bersaudara. Saya ga tahu tahun berapa tepatnya, tapi cerita yang saya dengar, ketika para kakek itu pulang naik haji, Kakeknya Kak Seri itu memilih menetap di Temasek (Singapura). Dia dan keluarganya menetap di sana dan berkewarganegaraan Singapura.
Ayah Kak Seri yang bernama Pakde Sonhadji (menurut Muai) sering bepergian ke Indonesia. Kak Seri pun mengaku pernah ke Solo dan familiar dengan bentuk wajah Muai.
Trus, kak Seri ini menikah dengan Kak Hamzah Ali yang menupakan orang Singapore keturunan Melayu. Kak Hamzah mengaku lahir tahun 1945 saat Singapura merdeka. Jadi kata dia, kalau kakak-kakaknya merasa orang melayu, dia merasa menjadi orang Singapura.
Selain itu, Kak Hamzah ini adalah pensiunan guru bahasa melayu di sekolah menengah. Dia sekarang masih mengajar bahasa melayu di sekolah dasar. Yang menarik, melihat kak hamzah yang sangat semangat untuk membuka buku silsilah keluarga, meminta kami untuk menulis di buku tamu, dan dia yang membaca peta singapore, saya&muai jadi teringat almarhum ayah saya.. *I Miss You, Bapak.. :')*
Sore itu Kak Seri&Kak Hamzah mengajak kami ke Titik tertinggi di Singapore, Mount Faber.. Ini foto kami berempat sebelum berangkat.. :)
Di Mount Faber, kami bisa meneropong pelabuhan dan melihat senja yang menawan..
Menurut Kak Seri&KAk Hamzah kami datang terlalu sore.. Kata mereka kalau kami datang tepat pukul 15.00, kami bisa lebih lama di Mount Faber&tidak terburu-buru.. Tapi ya karena kami datang terlambat akhirnya kami tiba di sana sudah sangat sore, menjelang magrib.. Mereka berdua sepertinya sangat khawatir terlambat salat magrib.. Meski begitu mereka lalu mengantar kami kembali ke M Hotel..
Bagi saya dan Muai hari itu belum selesai karena kami masih mau menuju Marina Bay Sand yang mentereng itu.. Tapi karena dah nyampe hotel, kami memutuskan beristirahat sejenak sebelum kami menuju ke Marina Bay Sand.. :)
Sampai ketemu di lanjutan ceritanya.. :D
No comments:
Post a Comment